Ambon (ANTARA) - Wildlife Journalism Competition (WJC) bersama Komando daerah militer (Kodam) XV Pattimura mengedukasi mahasiswa Unpatti Ambon, Maluku tentang konservasi satwa liar.

“Dalam konservasi satwa liar jurnalis berperan penting untuk terus memberitakan informasi tentang hal tersebut demi kelestarian satwa liar itu sendiri,” kata Project Officer Wildlife Competition Journalism 2024 Herlina Agustin di Ambon, Senin.

Ia menjelaskan bahwa WJC sendiri adalah kompetisi jurnalistik yang mengangkat isu konservasi satwa liar di Indonesia dan akan menjadi kompetisi jurnalistik terbesar di Indonesia.

Kompetisi ini mengundang partisipasi dari para jurnalis kampus, termasuk pers mahasiswa (Persma), komunitas jurnalis kampus, dan mahasiswa secara umum di seluruh Indonesia yang memiliki minat pada isu konservasi, terutama konservasi satwa liar.

Ia pun mengajak pers kampus dan mahasiswa yang berminat dengan jurnalistik untuk ikut serta dalam kompetisi tersebut.

Baca juga: Pemerhati pertanyakan kemudahan jual beli satwa liar dilindungi

Sementara itu Kasdam Pattimura Brigjen TNI Nefra Firdaus, mewakili Pangdam XV/Pattimura menyampaikan materi dengan judul peran Tentara Nasional Indonesia (TNI) dalam konservasi satwa liar.

Ia menjelaskan, berbagai inisiatif dan peran aktif TNI dalam upaya konservasi satwa liar di Indonesia, termasuk patroli pengamanan habitat satwa dan kerja sama dengan berbagai pihak terkait.

“TNI secara aktif melakukan patroli pengamanan habitat satwa dengan melakukan kerja sama dengan pihak terkait,” kata dia.

Ia melanjutkan bahwa konservasi satwa liar adalah pelestarian binatang yang hidup baik di darat, air maupun udara yang masih memiliki sifat atau karakter yang liar.

Satwa liar biasanya relatif sensitif akan kehadiran manusia ketika manusia masuk ke dalam lingkungan mereka. Satwa liar sangat jarang datang ke pemukiman manusia jika mereka tidak diganggu habitatnya.

Namun ketika satwa liar diganggu habitatnya maka mereka tidak segan-segan masuk ke permukiman manusia dan mengganggu lingkungan manusia.

Biasanya satwa liar masuk ke lingkungan manusia karena adanya penebangan pohon atau perburuan liar yang merusak tempat tinggal mereka.

“Di situlah salah satu peran TNI dalam hal ini terkait bagaimana agar habitat satwa liar tidak diganggu orang yang tak bertanggungjawab,” ujarnya.

Baca juga: Masyarakat Lampung diimbau tidak lakukan perburuan satwa liar
Baca juga: BKSDA Maluku terima translokasi satwa liar dari Jakarta


Pewarta: Ode Dedy Lion Abdul Azis
Editor: Triono Subagyo
COPYRIGHT © ANTARA 2024