Surabaya (ANTARA) - Pertamina Patra Niaga bekerja sama Clungup Mangrove Conservation (CMC) Tiga Warna dan Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur menanam sebanyak 2.000 pohon mangrove di Pantai Sendang Biru, Malang, untuk memperingati Bulan Lingkungan Hidup Sedunia.

Pjs. Integrated Terminal Manager Surabaya, Andhita Dodi Risnata dalam keterangan diterima di Surabaya, Selasa mengatakan bahwa agenda "Restorasi Lahan, Penggurunan, dan Ketahanan Terhadap Kekeringan" dengan slogan "Tanah Kita. Masa depan kita” tersebut merupakan agenda rutin tahunan perusahaan.

"Agenda penanaman mangrove secara rutin telah kami laksanakan di perusahaan kami. Pada Tahun 2023 kami melaksanakan penanaman di Kota Surabaya dan pada tahun 2024 ini kami melaksanakan penanaman di Pantai Sendang Biru, Malang. Kegiatan tersebut merupakan upaya untuk menanggulangi krisis Iklim di Indonesia," kata Andhita.

Area Manager Comm, Rel & CSR Pertamina Patra Niaga Jatimbalinus, Ahad Rahedi mengatakan kegiatan penanaman mangrove ini selain melestarikan lingkungan juga mengenalkan bisnis perusahaan BUMN tersebut sebagai decarbonization partner.

"Tahun 2024 ini, Pertamina Patra Niaga diberikan penugasan untuk mengelola Carbon Trading. Oleh karena itu kita lakukan kegiatan penanaman pohon (mangrove) ini sebagai pionir solusi bisnis ramah lingkungan," ujar Ahad.

Carbon trading memiliki konsep bahwa perusahaan yang dalam kegiatan industrinya mengeluarkan emisi CO2 diwajibkan untuk membeli carbon credit dalam carbon market.

Satu carbon credit equivalen dengan satu ton CO2. Satu Carbon Credit tersebut akan diwujudkan dalam upaya pemulihan lingkungan antara lain penanaman pohon, upaya pengurangan kandungan emisi dalam suatu produk dan proses produksinya, serta upaya pemulihan lingkungan lainnya.

“Pertamina Patra Niaga sebagai one solution partner untuk industri, selain menjual energi (BBM dan LPG) untuk kebutuhan industri juga menawarkan upaya-upaya carbon offset untuk industri-industri tersebut seperti penanaman pohon dan teknologi carbon capture,” ujar Ahad.

Ahad menjelaskan gerakan penanaman mangrove ini juga bagian dari program Hutan Pertamina sebagai komitmen perusahaan terhadap penerapan aspek Environmental, Social, and Governance (ESG) di perusahaan. Hal ini juga berkontribusi terhadap tujuan pembangunan berkelanjutan (SDG's) poin (13) yaitu pengambilan aksi dalam penanganan perubahan iklim, serta poin (15) melindungi, memulihkan, dan mendukung ekosistem daratan.

"Seiring dengan semakin banyaknya penggunaan bahan bakar fosil dan industri yang terus berkembang, emisi gas rumah kaca semakin meningkat," katanya.

Oleh karena itu, kata dia, dekarbonisasi menjadi sangat penting untuk mengurangi dampak negatif perubahan iklim. Aksi dekarbonisasi yang dilaksanakan berkelanjutan dari Pertamina adalah langkah penting yang harus diambil untuk mengurangi dampak negatif perubahan iklim.

"Dengan memperkuat efisiensi energi, memanfaatkan energi terbarukan, diharapkan dapat menciptakan masa depan yang lebih bersih dan berkelanjutan," tutur Ahad.

Sementara itu, Sub Koordinator Pengendalian Kerusakan Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Timur Niniek Herawati mengatakan pihaknya menaruh perhatian terhadap kelestarian mangrove ini karena dapat mereduksi gas rumah kaca lima kali lebih baik dari tanaman hutan lainnya.

"Apresiasi setinggi-tingginya kepada Pertamina karena telah melaksanakan kegiatan penanaman 2.000 mangrove di lokasi ini dalam rangka peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia serta bentuk perhatian kelestarian lingkungan terutama mangrove," ujarnya.

Baca juga: PIS bertekad bawa Indonesia jadi pemain utama industri maritim global
 

Pewarta: Willi Irawan
Editor: Biqwanto Situmorang
COPYRIGHT © ANTARA 2024