Jakarta (ANTARA) - Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Dwi Soetjipto mengatakan bahwa Proyek Forel Bronang ditargetkan mulai berproduksi atau on-stream pada Oktober 2024, dengan kapasitas produksi diperkirakan mencapai 10 ribu BOPD dan gas sebanyak 43 MMSCFD.

“Insya Allah, Oktober mungkin (Forel Bronang) on-stream,” ujar Dwi Soetjipto ketika ditemui di Kantor Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jakarta, Rabu.

Dwi mengatakan proyek tersebut semula ditargetkan untuk mulai berproduksi atau on-stream pada kuartal keempat 2023.

Akan tetapi, produksinya mengalami keterlambatan selama kurang lebih satu tahun lantaran terdapat kendala dari penyedia FPSO atau floating processing and storage offshore.

“Itu terkendala finansial sehingga mereka nggak bisa menyelesaikan dengan cepat dan harus di-support oleh Medco sendiri,” ujar Dwi.

Baca juga: SKK Migas yakin fasilitas Akatara bantu tambah produksi gas nasional

Baca juga: SKK Migas buat kesepakatan Rp94,4 triliun untuk gas bumi nasional


Sebelumnya, Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menargetkan Proyek Forel Bronang yang dioperasikan oleh Medco Natuna untuk on-stream pada kuartal IV 2023.

Forel Bronang dibidik menghasilkan 10.000 barel minyak per hari (BOPD/barrel oil per day) dan 43 juta standard kaki kubik gas per hari (MMSCFD).

Dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi VII pada Rabu (13/3), SKK Migas mengatakan bahwa sebanyak 15 proyek hulu migas yang akan beroperasi pada 2024 bakal menambah kapasitas produksi sebesar 41.922 barrel oil per day (BOPD) dan 207 juta standard kaki kubik per hari (MMSCFD).

Dwi menyoroti persoalan minyak yang masih mengalami penurunan.

Melalui proyek on-stream 2024 ini, ia berharap dapat menambah kapasitas minyak. Selain Forel Bronang, proyek Pertamina EP Puspa Asri ditargetkan menambah 600 BOPD, serta Flowline ASDJ-116X yang ditargetkan menambah kapasitas minyak sebesar 94 BOPD.

Lebih lanjut, juga ada OPL E-Main yang diharapkan dapat menambah kapasitas produksi sebesar 128 BOPD, Akatara Gas Plant yang ditargetkan menambah produksi minyak sebesar 1.100 BOPD dan gas sebesar 25 MMSCFD, serta Banyu Urip Infill Clastic yang diharapkan dapat menambah kapasitas produksi minyak sebesar 30 ribu BOPD.

Sedangkan, sembilan proyek lainnya ditargetkan dapat menambah produksi gas.

“Selain itu, ada beberapa produksi lain, misalnya Hidayah Petronas yang diharapkan on-stream 2027 dengan tambahan 25 ribu BOPD,” ucap dia.

Baca juga: Pertagas: Integrasi pipa Sumatra-Jawa beri manfaat berbagai sektor

Baca juga: Pertagas dukung integrasi pipa gas dari Pulau Sumatera ke Pulau Jawa

Pewarta: Putu Indah Savitri
Editor: Agus Salim
COPYRIGHT © ANTARA 2024