Tanjungpinang (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau (Pemprov Kepri) melalui Badan Pengelolaan Perbatasan Daerah (BP2D) menggalakkan penguatan kerja sama di sektor perikanan, khususnya antarwilayah perbatasan di Kepri dengan Malaysia.

Hal itu disampaikan Doli, menyusul maraknya masalah batas tangkap nelayan di perairan Kepri dan Malaysia, sehingga baru-baru ini ada sekitar 14 orang nelayan asal Kabupaten Natuna ditahan Agensi Penguatkuasaan Maritim Malaysia (APMM) karena dianggap mencuri ikan di perairan Kuching, ibu kota Sarawak, Malaysia.

"Indonesia khususnya Kepri dan Malaysia ini seperti adik-beradik atau sama-sama satu rumpun Melayu, makanya permasalahan sepadan laut ini kiranya bisa diselesaikan dengan baik, bahkan bisa dilakukan kerja sama yang menguntungkan kedua belah pihak, terutama di sektor perikanan," kata Kepala BP2D Kepri Doli Boniara, di Tanjungpinang, Kamis.

Doli mencontohkan Pulau Serasan, Kabupaten Natuna berbatasan langsung dengan Sematan, salah satu kawasan di Lundu yang terletak di Sarawak. Jarak kedua wilayah sekitar 60 mil laut.

Maka tak heran, kalau sejumlah nelayan di Serasan terkadang tanpa disadari menangkap ikan hingga ke perbatasan perairan Malaysia, khususnya di Sarawak.

Oleh karena itu, Doli menyarankan Pemerintah RI melalui Kementerian Luar Negeri bersama Pemerintah Malaysia dapat menyepakati kerja sama agar nelayan Serasan diberikan keleluasaan menangkap ikan di perairan Sarawak, sebagai konsekuensinya nelayan lokal menjual sebagian hasil tangkapannya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di Sarawak.

Apalagi mayoritas warga Sarawak, kata Doli, bekerja di sektor daratan, sehingga nelayan Serasan bisa menangkap peluang itu untuk memasok hasil tangkapan perikanan ke negara tetangga tersebut.

"Ekosistem perikanan di sana juga lebih baik dibanding daerah kita, karena sangat terjaga mulai dari terumbu karang hingga ikannya yang segar, bahkan tak ada istilah aktivitas pengeboman ikan," ujar Doli.

Doli melanjutkan jika kerja sama perikanan itu terwujud, otomatis akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Pulau Serasan maupun Sarawak. Selain itu, kerja sama tersebut juga bertujuan supaya ke depan tak ada lagi persoalan terkait batas tangkap antara nelayan Natuna dengan Malaysia.

Di samping itu, katanya lagi, Pemprov Kepri juga terus mendorong kerja sama di sektor pembangunan dan investasi dengan negara bagian Sarawak. Ini mengingat kedua wilayah memiliki banyak kesamaan, baik dari segi budaya, geografis, maupun ekonomi.

Penjajakan kerja sama sudah dilakukan Gubernur Kepri Ansar Ahmad bersama jajaran dalam kunjungan perdana di kantor Pemerintah Premier Sarawak pada bulan November 2023.

"Intinya, Pak Gubernur Ansar ingin memanfaatkan posisi strategis Kepri sebagai daerah perbatasan yang menjadi episentrum pembangunan kewilayahan daerah perbatasan," demikian Doli.
Baca juga: Indonesia-Malaysia komitmen tingkatkan kesejahteraan di perbatasan
Baca juga: Nelayan diingatkan lebih hati-hati melaut di perbatasan RI-Malaysia

Pewarta: Ogen
Editor: Budisantoso Budiman
COPYRIGHT © ANTARA 2024