Jakarta (ANTARA) - Kementerian Perhubungan sebagai delegasi Indonesia mengusulkan adanya kursus pelatihan layanan lalu lintas kapal atau vessel traffic service (VTS) serta analisis dan manajemen risiko pada pertemuan the 22nd ASEAN-Japan Senior Transport Official Meeting (STOM) Leaders Conference.

"Indonesia mengusulkan agar Jepang dapat menyelenggarakan kursus pelatihan vessel traffic service (VTS) pada level supervisor serta pelatihan perencanaan VTS dengan analisis dan manajemen risiko," kata Juru Bicara Kementerian Perhubungan Adita Irawati di Jakarta, Kamis.

Adita menyampaikan bahwa usulan tersebut mendapat respons positif dan dukungan dari Thailand. Indonesia juga mengusulkan adanya studi mengenai wilayah wajib pandu di Selat Malaka.

Kementerian Perhubungan telah menghadiri pertemuan the 22nd ASEAN-JAPAN Senior Transport Official Meeting (STOM) Leaders Conference, yang diselenggarakan pada 25-27 Juni 2024 di Nagasaki, Jepang.

Adita menuturkan delegasi Indonesia dipimpin Staf Khusus Menteri Perhubungan Bidang Pendanaan dan Keuangan Otto Ardianto, didampingi Kepala Pusat Fasilitasi Kemitraan dan Kelembagaan Internasional Fikry Cassidy, serta perwakilan dari Ditjen Perhubungan Darat, Ditjen Perkeretaapian dan Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan (BPSDMP).

Pertemuan tersebut dihadiri pejabat tinggi bidang transportasi negara anggota ASEAN, Jepang serta Sekretariat ASEAN.

Baca juga: Indonesia meningkatkan kemampuan atasi tumpahan minyak lewat Marpolex

Baca juga: Kemenhub: LRT Jakarta Fase 1B ditargetkan rampung kuartal ketiga 2026


"Tujuan pertemuan untuk membahas kerja sama serta berbagi kebijakan dan visi jangka panjang, pada sektor transportasi di bawah kerangka kerja sama ASEAN-Japan Transport Partnership (AJTP)," ujar Adita.

Dalam pertemuan itu, Malaysia sebagai Chair kerja sama sektor transportasi ASEAN pada tahun 2024 bertindak sebagai Co-Chair bersama dengan Jepang.

Sebagai salah satu delegasi, Indonesia menyampaikan apresiasi atas dukungan Jepang pada perkembangan sektor transportasi di ASEAN yang telah berjalan lebih dari dua dekade, khususnya bantuan Jepang pada pembangunan Pelabuhan Patimban dan MRT Jakarta.

"Kedua proyek strategis ini terus diperluas pengembangannya dengan dukungan Pemerintah Jepang," ujar Adita.

Pembangunan Pelabuhan Patimban saat ini sedang dalam konstruksi tahap kedua perluasan terminal peti kemas hingga kapasitas 3,75 juta teus dan car terminal hingga kapasitas 600.000 unit/tahun.

Selain itu bersama Japan International Cooperation Agency (JICA), Pemerintah Jepang sedang menyelesaikan rencana pengembangan kawasan back up Pelabuhan Patimban.

Sementara pengembangan MRT Jakarta Fase 2 kini sedang dalam tahap konstruksi dan Fase 3 jalur timur ke barat akan dimulai pada bulan Agustus 2024.

Indonesia juga menyoroti upaya memajukan sektor logistik melalui beberapa kegiatan yang telah dilaksanakan bekerja sama dengan Jepang, yaitu Workshop Cold Chain Logistics; Dialog Kebijakan dan Lokakarya Logistik Rantai Dingin; serta Pertemuan the 19th ASEAN-Japan Expert Group Meeting on Logistics (AJEGML).

Indonesia menyampaikan pula dukungannya terhadap kesetaraan gender, dengan terus meningkatkan partisipasi atau keterlibatan wanita di sektor transportasi.

Indonesia berharap pertemuan tersebut memberi dampak positif di sektor transportasi, mengurangi emisi karbon serta dapat meningkatkan keselamatan pelayaran di wilayah perairan Indonesia dan kawasan ASEAN.

Baca juga: Kemenhub evakuasi kebakaran kapal di Perairan Tuban Laut Jawa

Baca juga: Kemenhub optimalkan trayek kapal rede demi konektivitas wilayah 3TP

Baca juga: KUPP Jailolo: Armada feri layani Ternate-Jailolo mulai 1 Juli 2024


Pewarta: Muhammad Harianto
Editor: Agus Salim
COPYRIGHT © ANTARA 2024