Jakarta (ANTARA) - Wakil Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin menyatakan pengolahan limbah merupakan bagian dari program pembangunan berkelanjutan (SDGs) yang menjadi komitmen Indonesia serta upaya untuk menurunkan emisi karbon.

Melalui keterangan Biro Pers Sekretariat, Wapres menegaskan pentingnya pengolahan sampah, khususnya limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) sebagai isu lingkungan yang mendesak.

"Saya kira masalah pengolahan sampah ini menjadi isu penting. Apalagi, sampah B3 beberapa waktu yang lalu menjadi isu. Sampah itu dibuang di beberapa tempat sehingga menjadi masalah lingkungan," kata Wapres dalam keterangan persnya usai meninjau Pabrik Pengolahan Limbah B3 dan PT Fronte Classic Indonesia di Kawasan Industri Pasuruan Industrial Estate Rembang (PIER) Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, Kamis.

Adapun, kedatangan Wapres bersama Wury Ma'ruf Amin dan rombongan disambut oleh Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Alue Dohong, Pj. Bupati Pasuruan Andriyanto, Direktur Utama PT SIER Didik Prasetyono, dan Direktur Operasional PT. Prada Tanara Pratama Aditya Vilyanto.

Baca juga: Wapres kunker ke Jatim, tinjau pengolahan limbah B3 dan buka halaqoh

Baca juga: Industri kulit Garut diminta diimbangi baiknya pengolahan limbah


Lebih lanjut, Wapres menekankan bahwa pengolahan limbah B3 harus dilakukan di dalam kawasan industri untuk mencegah kerusakan lingkungan di luar kawasan tersebut.

"Pengolahan sampah ini diharapkan justru berada di dalam kawasan industri. Jangan sampai di kawasan di luar industri juga nanti merusak lingkungan," tuturnya.

Dalam kesempatan tersebut, Wapres juga mendengarkan rencana ekspansi Kawasan Industri PIER yang akan diperluas hingga Ngawi, Jawa Timur, dengan total luas mencapai 2.000 hektare.

"Saya dengar kawasan ini akan diperluas lagi sampai ke Ngawi. Berapa luasnya? Seluruhnya 2.000 hektare. Jadi, ini sampahnya tentu menjadi masalah," ungkap Wapres.

Wapres pun mengapresiasi upaya-upaya yang dilakukan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dalam pembangunan fasilitas pengolahan sampah di kawasan industri.

"Dari pihak KLHK terus melakukan upaya-upaya untuk pembangunan tempat-tempat pengolahan sampah," ujarnya.

Wapres pun mengharapkan pengolahan sampah dapat memberikan nilai tambah dan manfaat bagi masyarakat.

"Kita harapkan sampah itu nanti menjadi rebutan, menjadi berkah. Sekarang ini sampah itu orang menjadi dibuang-buang tetapi nanti mungkin diperebutkan karena ada nilainya pada suatu saat," ucap Wapres.

Sebelumnya, saat melakukan peninjauan, Direktur Operasional PT Prada Tanara Pratama Aditya Vilyanto menjelaskan kepada Wapres tentang rencana pengembangan fasilitas pengolahan limbah, termasuk pemasangan mesin-mesin yang akan selesai pada Agustus mendatang.

Aditya menyampaikan bahwa mesin-mesin itu dirancang untuk mengelola berbagai jenis limbah, baik yang solid maupun liquid dengan teknologi terkini yang telah mendapat izin dari pihak terkait.

Kapasitas pengolahan limbah saat ini mencapai 300 kilogram (kg) per jam per mesin, dengan total kapasitas mencapai hampir 200 ton per bulan ketika seluruh mesin beroperasi penuh.

"Sebanyak 300 kg per jam. Jadi, kalau misalnya rata-rata dengan 4 mesin itu bisa sekitar 18 atau 19 ton per jam. Kapasitas sebulan, kita kerja kalau full-time kira-kira hampir sekitar 200-an ton per bulan," katanya.

Selain itu, ia juga menjelaskan bahwa fasilitas itu menggunakan teknologi insinerator yang ramah lingkungan, sesuai dengan rekomendasi dari KLHK. Proses tersebut memastikan bahwa limbah diolah secara aman dan residu yang dihasilkan dapat dikelola lebih lanjut atau dimanfaatkan kembali.*

Baca juga: BRIN: Pengembang kota satelit baru harus pikirkan pengolahan sanitasi

Baca juga: Gubernur Kaltara: Fasilitas pengolahan limbah B3 medis penting

Pewarta: Benardy Ferdiansyah
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
COPYRIGHT © ANTARA 2024