Sorong (ANTARA) - PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) RU VII Kasim menggandeng Balai Besar Konservasi dan Sumber Daya Alam (BBKSDA) Papua Barat dan Fauna & Flora (F&F) melaksanakan roadshow keanekaragaman hayati di dua kampung di Distrik Seget dalam bentuk sosialisasi sebagai upaya menekan aksi perburuan liar di wilayah itu.
 
Area Manager Commrel, CSR & Compliance Kilang Kasim, Ferdy Saputra di Sorong, Senin, menjelaskan melalui kegiatan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) ini, PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) RU VII Kasim mendukung program yang berkontribusi pada 17 tujuan Sustainable Development Goals (SDG’s).
 
“Terlebih di Distrik Seget ini sebagai remot area perusahaan,” jelasnya.
 
Ia mengatakan selain memberi dukungan, pihaknya juga berusaha melakukan konservasi keanekaragaman hayati secara eksitu melalui penangkaran rusa (rusa timorensis) dan burung mambruk ubiat (goura cristata).
 
“Kedua satwa ini merupakan satwa yang terancam punah" katanya.
 
Melalui roadshow keanekaragaman hayati, pihaknya pun memasang papan larangan perburuan liar dengan harapan bahwa masyarakat semakin bijak dalam memanfaatkan hasil alam.
 
"Tujuannya adalah masyarakat manfaatkan alam secara baik agar generasi mendatang masih bisa menikmati berbagai satwa di surga kecil tanah Papua ini,” harap Ferdy.

Baca juga: Perburuan liar ancam kelestarian kura-kura di Papua
Baca juga: KLHK soroti peran inisiatif lokal dorong pelestarian lingkungan
 
Roadshow ini juga melibatkan siswa-siswi SMA Negeri 06 Kabupaten Sorong, Papua Barat Daya sebagai upaya menumbuhkan bibit konservasionis baru yang peduli terhadap kondisi alam.
 
Kepala Bidang Teknis KSDA BBKSDA Papua Barat Tasliman menjelaskan tujuan dari sosialisasi ini adalah untuk membangun kesadaran masyarakat setempat agar terlibat melindungi jenis satwa langka yang dilindungi dengan tidak melakukan tindakan pemburuan liar.
 
“Kami mengimbau masyarakat tidak melakukan pemanfaatan hasil alam dengan cara merusak, seperti menangkap ikan dengan bom atau racun,” kata dia.
 
Dia menyebutkan, Tanah Papua selayaknya "surga kecil yang jatuh ke bumi". Kekayaan alam dan anugerah burung-burung asli Papua membuat banyak orang berkunjung dan mengamatinya.

“Bahkan burung cendrawasih yang merupakan satwa endemik Papua disebut burung surga karena keelokan parasnya,” ujar Tasliman.
 
Wilayah Papua Barat Daya diduga menjadi habitat cenderawasih botak (cicinnurus respublica) sebagai identitas Papua Barat Daya.

“Ada juga yang menyebutnya cendrawasih wilson. Oleh karena itu kita harus bangga dan bersama menjaga alam ini agar kondisinya tetap lestari," ujar dia.
 
Programe Manager F&F, Yanuar Isac mengatakan pemanfaatan alam dan hutan secara lestari yang menitikberatkan aspek keberlanjutan. Hal ini bisa diawali penggalian potensi sumber daya alam untuk menentukan skema pengembangan.
 
“Hutan Papua memiliki lebih dari 13 ribu jenis tumbuhan yang 68 persen di antaranya merupakan tumbuhan endemik dan berpotensi besar untuk dikembangkan" ucap dia.
 
 

Pewarta: Yuvensius Lasa Banafanu
Editor: Indra Gultom
COPYRIGHT © ANTARA 2024