Ambon (ANTARA) - Indosat Ooredoo Hutchison (Indosat atau IOH) bersama Univeritas Pattimura (Unpatti) melakukan digitalisasi sistem konservasi mangrove berbasis Internet of Things (IoT) untuk melestarikan lingkungan di wilayah pesisir Kota Ambon, Maluku.

“Kegiatan ini dilakukan juga menggandeng Global System for Mobile Communication Association (GSMA) sebagai komitmen kami untuk menjaga dan melestarikan mangrove,” kata Director and Chief Strategy & Execution Officer Indosat Ooredoo Hutchison Ahmad Zulfikar  dalam sosialisasi program digitalisasi konservasi mangrove di Universitas Pattimura Ambon, Senin.

Ahmad Zulfikar menjelaskan bahwa Indosat berkomitmen untuk terus memperluas program berkelanjutan ini ke seluruh Tanah Air, yang mana program ini juga telah dilaksanakan di Banda Aceh dan Semarang, Jawa Tengah.

Baca juga: Pertamina tanam 2.000 mangrove dukung dekarbonisasi

Menurutnya penting melibatkan sivitas akademika dari Unpatti ini dalam rangka mendorong kolaborasi antara pihak akademisi dengan praktisi bidang teknologi. Langkah ini sejalan dengan perjalanan transformasi Indosat dari perusahaan telekomunikasi (TelCo) ke perusahaan teknologi (TechCo).

“Di Pulau Ambon, khususnya di perairan Teluk Ambon, luas hutan mangrove tiap tahun kian menyusut sehingga memberikan dampak abrasi dan banjir yang sering melanda pesisir Ambon. Dengan demikian, keberadaan mangrove menjadi sangat penting untuk menjaga ekosistem pesisir. Oleh karena itu, lewat program digitalisasi konservasi mangrove, Indosat berkomitmen mendukung upaya ketahanan lingkungan dengan pengembangan mitigasi berbasis teknologi digital,” katanya.

Dalam program digitalisasi konservasi mangrove ini Indosat menghadirkan solusi Internet of Things (IoT) yakni teknologi yang dapat memantau beberapa parameter penting kualitas air untuk budidaya perikanan secara komputasi waktu nyata, khususnya tambak yang berdekatan dengan wilayah tumbuh mangrove.

Dengan demikian produktivitas tambak diharapkan terus meningkat, namun tetap menghindari kerusakan mangrove di sekitarnya karena ancaman penebangan secara masif.

Konsep ini di kenal sebagai Silvo-fishery, yaitu metode terpadu berkelanjutan dari usaha perikanan yang berdampingan dengan pelestarian mangrove, serta diikuti konsep pengenalan sistem pengelolaan dengan meminimalkan input dan mengurangi dampak terhadap lingkungan.

Melalui kolaborasi ini, Indosat mengandalkan kekuatan IoT-nya untuk memonitor kualitas air dan produktivitas tambak perikanan, sekaligus melestarikan ekosistem mangrove di dalamnya.

Baca juga: BRGM: Rehabilitasi mangrove tingkatkan produktivitas tambak masyarakat

Sementara itu Rektor Unpatti Prof Fredy Leiwakabessy mengatakan Unpatti menyambut baik kolaborasi dengan Indosat untuk melestarikan ekosistem mangrove di Ambon.

“Menyusutnya luas mangrove di pesisir Ambon menjadi perhatian kami. Kami optimis program ini dapat memberikan dampak yang baik dari sisi ketahanan lingkungan maupun untuk meningkatkan ekonomi masyarakat sekitar,” katanya.

Pewarta: Ode Dedy Lion Abdul Azis
Editor: Nusarina Yuliastuti
COPYRIGHT © ANTARA 2024