Tanjungpinang, Kepri (ANTARA) - Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Tanjungpinang Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) menggelar Festival Silat Serumpun pada 4-6 Juli 2024 di pelataran Tugu Sirih Kota Tanjungpinang.

Kepala Disbudpar Tanjungpinang  Muhammad Nazri mengatakan Festival Silat Serumpun diikuti sekitar 60 pesilat dan pawai pendekar, yang akan diramaikan 280 orang dari perguruan silat di Tanjungpinang.

"Kami juga mengundang delegasi dari Malaysia dan Singapura untuk turut serta dalam acara ini," kata Nazri di Tanjungpinang, Rabu.

Nazri menyebut festival ini merupakan kolaborasi antara Disbudpar dengan Hulubalang Lembaga Adat Melayu (LAM) Kota Tanjungpinang untuk menjaga dan melestarikan budaya silat tradisional, khususnya silat Melayu Kepri.

Festival yang menjadi agenda tahunan ini akan menampilkan berbagai kompetisi silat, dengan kategori lomba yaitu parade silat, silat perorangan, silat berpasangan, dan silat bercerita.

Ia mengajak masyarakat untuk turut hadir dan menyaksikan kehebatan serta keindahan pertunjukan silat serumpun yang akan dihadirkan dalam festival ini.

Baca juga: Gubernur Kepri sebut lomba perahu naga bisa tarik kunjungan wisatawan

Baca juga: Permintaan beras SPHP di Tanjungpinang tetap tinggi kendati harga naik


“Ayo ramaikan Festival Silat Serumpun ini dan bersama-sama kita lestarikan kekayaan budaya silat Kepri,” ucap Nazri.

Lebih lanjut Nazri berharap festival ini tidak hanya menjadi ajang kompetisi silat, tetapi juga sebagai momentum untuk mempererat tali silaturahim serta mempromosikan kekayaan budaya silat Kepri kepada masyarakat luas.

Menurutnya, festival tersebut dapat menambah spirit kompetisi untuk memajukan pencak silat, khususnya pencak silat tradisional sebagai budaya leluhur Bangsa Melayu Nusantara agar terus berjaya menjadi tuan rumah di negeri sendiri.

Ia menyebutkan pencak silat merupakan olahraga beladiri warisan kekayaan khazanah budaya bangsa Melayu yang mengandung nilai-nilai etika dan estetika, serta sarat dengan makna kearifan, keteladanan, kependekaran dan keluhuran budi pekerti sebagai pembentuk karakter bangsa.

"Dengan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya, pencak silat telah menjadi media edukasi kultural yang melahirkan generasi pendekar, pemberani dengan semangat patriotisme yang cinta bangsa dan tanah air," ujarnya.

Ia menyampaikan perjalanan sejarah budaya Melayu berkait secara kultur dengan perjalanan pencak silat itu yang berkembang secara luas baik sebagai beladiri maupun sebagai permainan anak negeri.

Pencak silat bagi masyarakat Melayu merupakan warisan budaya yang digunakan bukan saja sebagai seni bela diri, tetapi juga sebagai seni persembahan di dalam berbagai kegiatan majelis.

Ia menambahkan pencak silat juga dicanangkan sebagai warisan tak benda dunia yang dimiliki Indonesia oleh UNESCO pada tanggal 12 Desember 2019 di Bogota, Kolombia.

"Oleh karena itu seluruh pihak yang berkaitan dengan pencak silat, termasuk Pemerintah Indonesia berupaya mempertahankan pencak silat tradisional sebagai warisan budaya tak benda dunia," demikian Nazri.

Baca juga: DP3 Tanjungpinang gencarkan gerakan pangan murah jelang Idul Adha

Baca juga: Pemkot: 50 persen pelaku IKM Tanjungpinang sudah raih sertifikat halal

Pewarta: Ogen
Editor: Agus Salim
COPYRIGHT © ANTARA 2024