Jakarta (ANTARA) - Ketua Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) RI Wiranto mengatakan bahwa masa lalu bukan sekadar sejarah, tetapi juga harus menjadi referensi pada masa depan.

"Ada adagium yang mengatakan bahwa masa lalu itu tidak hanya sebatas sejarah, tetapi juga referensi. Masa kini adalah tempat kita berjuang, masa depan adalah tempat kita menggantungkan harapan," kata Wiranto di Jakarta, Jumat.

Pernyataan Wiranto tersebut merupakan salah satu topik diskusi yang dibicarakan dalam Silaturahmi Kebangsaan bersama para pimpinan MPR RI, di antaranya Ketua MPR RI Bambang Soesatyo, Wakil Ketua MPR Fadel Muhammad, dan Wakil Ketua MPR Amir Uskara di Gedung Wantimpres RI, Jakarta Pusat.

Dalam konteks pemerintahan, lanjut Wiranto, sejarah masa lalu itu menjadi referensi bagi pemerintah untuk melakukan perbaikan-perbaikan dan penyempurnaan dalam berbagai hal untuk mewujudkan target-target pada masa depan.

"Apa yang perlu kita perbaiki sekarang adalah untuk keberlanjutan sehingga pemerintah ke depan akan lebih baik lagi dan bisa memberikan manfaat bagi seluruh warga negara dan masyarakat Indonesia," ujarnya.

Baca juga: Pimpinan MPR kunjungi Wantimpres untuk Silaturahmi Kebangsaan

Pada kesempatan sama, Ketua MPR RI Bambang Soesatyo mengatakan bahwa di dalam diskusi, disampaikan perlunya melihat kembali perjalanan bangsa pascareformasi, mulai dari sistem politik demokrasi yang sudah dijalankan maupun kehidupan ketatanegaraan pada saat ini.

"Intinya adalah bahwa kita perlu kembali kepada sistem demokrasi, sistem politik yang sesuai dengan jati diri bangsa," ucapnya.

Dari pembicaraan tersebut, kata dia, Wiranto pun menyampaikan apabila nantinya diperlukan perubahan atau amandemen UUD 1945 maka harus dicarikan waktu yang tepat.

"Karena sesuatu yang baik, kalau waktunya salah, juga ujungnya tidak baik," ujarnya.

Para pimpinan MPR RI melaksanakan Silaturahmi Kebangsaan ke berbagai tokoh bangsa menjelang transisi politik kepemimpinan nasional.

Silaturahmi itu bakal dilakukan kepada Presiden Joko Widodo dan Wapres Maruf Amin, Presiden dan Wakil Presiden terpilih Prabowo-Gibran, Presiden ke-5 Megawati Soekarnoputri, Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono, dan Wakil Presiden ke-6 Try Sutrisno, Wapres ke-9 Hamzah Haz, Wapres ke-10 dan 12 Jusuf Kalla, Wapres ke-11 Boediono.

Selain itu, silaturahmi itu dilakukan kepada para mantan Ketua MPR RI, pimpinan partai politik, serta pimpinan organisasi sosial kemasyarakatan termasuk organisasi keagamaan.

Bamsoet menjelaskan Silaturahmi Kebangsaan diperlukan agar MPR RI bisa tetap membumi di berbagai kalangan, menjadi rumah kebangsaan yang menjaga kemajemukan bangsa, pengawal ideologi Pancasila, penegak konstitusi dan kedaulatan rakyat, dan menjadi benteng bagi tetap berdirinya NKRI.

Baca juga: Pimpinan MPR undang Presiden hadir di Hari Konstitusi 18 Agustus 2024
Baca juga: Pimpinan MPR bertemu Amien Rais bahas demokrasi terkini di Indonesia

Pewarta: Nadia Putri Rahmani
Editor: Didik Kusbiantoro
COPYRIGHT © ANTARA 2024