Jakarta (ANTARA) - Praktisi kesehatan masyarakat, dr Ngabila Salama menganjurkan masyarakat Jakarta untuk melakukan 3M, yakni menggunakan masker, mencuci tangan dan menjaga jarak untuk mencegah penyakit akibat polusi udara.

Adapun penyakit yang dimaksud adalah infeksi saluran pernafasan akut (ISPA), pneumonia, asma dan penyakit paru obstruktif kronis (PPOK). Alergi yang jika kronis dapat menyebabkan kanker, hipertensi, diabetes melitus (DM), jantung dan penyakit pembuluh darah lainnya.

Selanjutnya, kata Ngabila di Jakarta pada Jumat, adalah mencuci tangan dan menjaga jarak dari orang sekitar.

"3M Yang pertama itu memakai masker KF94 atau KN95 untuk mencegah partikel PM 2.5 yang berbahaya untuk kesehatan secara akut dan kronis," kata Ngabila.

Polusi udara, menurut dia, membuat saluran nafas menjadi lebih sensitif sehingga mudah terkena penyakit dan jika terkena penyakit akan sulit sembuh.

Baca juga: Kualitas udara Jakarta tidak sehat pada Jumat pagi
Baca juga: DKI kini miliki 31 titik Stasiun Pemantau Kualitas Udara


Kualitas udara di DKI Jakarta pada Jumat pagi berada dalam kategori tidak sehat untuk kelompok sensitif sehingga warga diimbau untuk menghindari aktivitas di luar ruangan.

Berdasarkan data situs pemantau kualitas udara IQAir, pada pukul 06.30 WIB, Indeks Kualitas Udara (AQI) di Jakarta berada di angka 144, dengan angka partikel halus (particulate matter/PM) 2,5 di angka konsentrasi polutan 53 mikrogram per meter kubik.

Konsentrasi tersebut setara 10.6 kali dari nilai panduan kualitas udara tahunan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Indeks kualitas udara tersebut membuat Jakarta menduduki kota dengan kualitas udara kelima terburuk di dunia.

Pewarta: Redemptus Elyonai Risky Syukur
Editor: Sri Muryono
COPYRIGHT © ANTARA 2024