Denpasar (ANTARA) - Pemerintah Kota Denpasar menyerahkan sembilan unit bantuan rumah layak huni lengkap dengan perabotan rumah tangga untuk warga kurang mampu di Ibu Kota Provinsi Bali itu.

Wakil Wali Kota Denpasar I Kadek Agus Arya Wibawa di Denpasar, Jumat, dalam acara penyerahan bantuan rumah tersebut mengatakan Pemkot Denpasar terus berkomitmen untuk mendukung terpenuhinya kebutuhan perumahan bagi masyarakat setempat yang berstatus kurang mampu.

"Dengan demikian upaya untuk mengentaskan kemiskinan terintegrasi dapat dioptimalkan, termasuk penanganan kemiskinan ekstrem," ujarnya.

Selain memberikan bantuan fisik berupa bangunan, Pemkot Denpasar dengan menggandeng perusahaan umum daerah dan berbagai pihak juga melengkapi bantuan dengan perabotan rumah tangga mulai dari kasur, seprei, kompor gas, elpiji 3 kg, dan lemari.

"Ke depan bantuan bedah rumah atau perbaikan rumah tidak layak huni menjadi layak huni secara bertahap akan kami tingkatkan, termasuk juga bantuan perlengkapan rumah tangga," ucap Arya Wibawa.

Sembilan keluarga penerima bantuan tersebut yakni I Nyoman Targa yang beralamat di Banjar (Br) Jenah Peguyangan, I Gusti Made Oka yang beralamat di Jl. Banteng, Misnati yang beralamat di Jl. Antasura, dan I Made Susila yang beralamat di Jl. Gunung Batukaru.

Kemudian Wayan Sukandi yang beralamat di Jl. Pulau Batanta, Ni Ketut Suciani yang beralamat di Jl. Taman Sari, I Ketut Soja yang beralamat di Jl. Tukad Irawadi, I Made Beta yang beralamat di Br. Peken, dan I Ketut Lega yang beralamat di Jl. Danau Kerinci.

Sementara itu Kepala Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman, dan Pertanahan Kota Denpasar I Gede Cipta Sudewa Atmaja mengatakan tahun ini Pemkot Denpasar telah merancang untuk merealisasikan total 35 unit dengan menyasar rumah tidak layak huni masyarakat kurang mampu.

Jumlah tersebut terdiri atas bantuan rumah layak huni yang dilaksanakan pada anggaran induk dan anggaran perubahan 2024 dengan nilai bantuan per unit sebesar Rp75 juta.

Pembangunan bedah rumah juga mengedepankan gaya Bali sebagai identitas budaya pada bangunan di Bali. Hal ini terbukti dengan tetap digunakannya ornamen Bali seperti ikuh celedu dan bentala pada bangunan atap.

Terkait penetapan calon penerima, Cipta Sudewa mengatakan penerima bantuan telah melalui berbagai tahapan dan verifikasi. Hal ini mengacu pada Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) untuk selanjutnya diverifikasi oleh tim dan dianggarkan oleh Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman, dan Pertanahan terkait pengerjaan fisik.

"Ke depan program bedah rumah/perbaikan rumah tidak layak huni akan terus dilanjutkan sebagai program pro rakyat dalam menyediakan rumah layak huni. Mudah-mudahan segala upaya untuk memenuhi kebutuhan perumahan berkelanjutan yang layak bagi masyarakat dapat dioptimalkan," ujarnya.

I Made Beta, keluarga penerima bantuan menyampaikan ucapan terima kasih atas bantuan rumah layak huni/bedah rumah Pemkot Denpasar.

Baca juga: DPKP Cimahi: 495 rumah tidak layak huni mulai direnovasi pada 2024

Baca juga: Pemkab Bangka Tengah bangun 50 rumah layak huni

Pewarta: Ni Luh Rhismawati
Editor: Riza Mulyadi
COPYRIGHT © ANTARA 2024