Jakarta (ANTARA) - Upaya mendorong inisiatif dialog antarumat beragama dan antarbudaya yang dilakukan Indonesia merupakan bagian dari diplomasi nasional, demikian menurut Direktur Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik Kementerian Luar Negeri RI Siti Nugraha Mauludiah.

“Inisiatif ini adalah bagian dari diplomasi publik Indonesia, baik dalam hal meningkatkan literasi budaya dan agama di masyarakat Indonesia sendiri, tetapi juga (menunjukkan) soft power Indonesia, karena melalui kegiatan tersebut, Indonesia dianggap sebagai pelopor,” kata Siti di Jakarta, Rabu.

Usai agenda pembukaan Konferensi Internasional Literasi Keagamaan Lintas Budaya (LKLB) yang diselenggarakan Institut Leimena, ia mengatakan bahwa tidak sedikit pemangku kepentingan di Indonesia telah sadar akan pentingnya mendorong dialog antaragama dan antarbudaya.

Ribuan guru berbagai mata pelajaran di sejumlah daerah di Indonesia pun telah mendapat pelatihan literasi agama, yang diharapkan dapat mendorong saling pemahaman di antara siswa dari agama yang berbeda, kata dia.

Dengan demikian, Siti mengharapkan supaya program lintas budaya dan literasi keagamaan dapat ditingkatkan, sehingga makin banyak orang tahu dan paham ajaran-ajaran kebaikan dari semua agama.

Ia juga mengatakan bahwa dialog antarumat beragama dapat menjadi wahana diplomasi Indonesia bagi meningkatkan kesadaran dan memberi efek berganda dalam pemajuan literasi agama lintas budaya kepada komunitas internasional.

Apalagi, seperti disoroti Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi, ucapnya, faktor agama dapat memperburuk konflik antargolongan ataupun antarbangsa, meski awalnya bukan terjadi karena agama.

“Hal ini akan menjadi soft power Indonesia dan diplomasi Indonesia, karena kita dapat berbagi pengalaman kepada negara-negara yang tertarik mempelajari inti dari program tersebut,” kata Dirjen Kemlu tersebut.

Sementara itu, menurut Direktur Eksekutif Institut Leimena Matius Ho, pengalaman memajukan literasi agama seperti yang dilakukan pihaknya harus dibagikan kepada dunia demi mewujudkan kebaikan tidak hanya bagi Indonesia, namun juga bagi umat manusia.

Ia turut memastikan, konferensi internasional tersebut juga merupakan kelanjutan dari keberhasilan pelatihan LKLB oleh pihaknya yang mencakup 8.500 guru dari 37 provinsi dalam kurun waktu 2,5 tahun dan melibatkan setidaknya 30 lembaga pendidikan dan keagamaan nasional. 

Baca juga: Menlu RI: Indonesia terus contohkan dialog antarumat beragama ke dunia
Baca juga: Kemlu: Toleransi, moderasi beragama di RI merupakan kekuatan bangsa


Pewarta: Nabil Ihsan
Editor: Primayanti
COPYRIGHT © ANTARA 2024