Surabaya (ANTARA) - Jawa Timur (Jatim) menjadi provinsi pertama peluncuran aplikasi Population Clock untuk tingkat daerah/provinsi setelah sebelumnya diluncurkan untuk tingkat pusat/nasional.

"Kami menyambut baik peluncuran aplikasi ini. Aplikasi tersebut dapat menyajikan data real time demografi dan kelahiran di Jatim," kata Penjabat (Pj) Gubernur Jatim Adhy Karyono saat peluncuran aplikasi tersebut bersamaan dengan Peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke-31 di Jatim Expo (JX) Surabaya, Rabu.

Pihaknya berharap aplikasi ini dapat membantu usaha penurunan stunting di daerah. Mengingat, hingga pertengahan 2024 ini, kata dia, angka stunting Jatim masih sebesar 17 persen.

"Sebenarnya target kami tahun ini adalah 14 persen. Memang ada penurunan 1,5 persen dan itu yang tertinggi, tapi kami tetap tidak puas. Tapi kita masih punya waktu enam bulan. Akan terus kita usahakan," kata Adhy.

"Harganas tahun ini istimewa sekali, karena kita dapat meluncurkan aplikasi yang luar biasa. Dari aplikasi ini kita bisa tahu detik per detik serta lokasi kelahiran bayi dan informasi penduduk yang meninggal dunia," ucapnya.

Baca juga: Kasus balita kekerdilan di Jatim turun selama tiga tahun terakhir

Ia optimistis seluruh elemen pemerintah baik provinsi maupun kabupaten/kota telah dan akan terus berusaha menyelesaikan persoalan stunting. Apalagi stunting menjadi salah satu indikator pembangunan daerah.

"Setiap daerah kita genjot untuk penurunan stunting, tapi memang ada beberapa yang jadi fokus kami. Jadi akan menjadi concern kami terkait komitmen para pemimpin daerah dan anggaran yang juga sudah dibantu oleh BKKBN," katanya.

Sementara itu Kepala BKKBN RI Hasto Wardoyo dalam sambutannya mengatakan Indikator Pembangunan Keluarga (Ibangga) Jatim termasuk baik di angka 61,73. Tiga dimensi yang mempengaruhinya juga dinilai bagus.

"Indikator keluarga berkualitas itu ada tiga, tenteram, mandiri, dan bahagia. Di Jatim,  angka tenteramnya 59,79, kemandiriannya 53,64, dan kebahagiaannya tinggi sekali di 72,37," kata Hasto.

Ia berharap ini bisa dipertahankan dan ditingkatkan. Karena pelaksanaan ibadah bagus, jelas surat nikahnya, konflik keluarga juga diminimalisir, mandiri secara finansial, dan jangan lupa harus bisa bahagia.

Baca juga: Indeks pembangunan keluarga Jatim naik jadi 61,8 pada 2023

"Kalau sempat rekreasi, bisa silaturahmi dan gotong-royong pasti bagus sekali," kata Hasto.

Dalam kesempatan tersebut turut diserahkan penghargaan untuk kategori Ibangga Award kepada lima kabupaten/kota di Jatim, yakni Kota Madiun, Kota Surabaya, Kabupaten Lamongan, Kabupaten Malang, serta Kota Kediri.

Penghargaan juga diberikan kepada masing-masing tiga kabupaten/kota untuk kategori Persentase Capaian Total Pelayanan KB Tertinggi Dalam Rangka Momentum HUT IBI, Persentase Capaian Total Pelayanan KB Tertinggi Dalam Rangka Momentum Pelayanan Sejuta Akseptor, serta Persentase Capaian Total Pelayanan KB Tertinggi Dalam Rangka Momentum Hari Kartini.

Sedangkan khusus untuk Tanda Penghargaan Wira Karya Kencana, diberikan kepada Prof Sri Sumarmi. Penghargaan ini diberikan atas prestasi, komitmen, dukungan, dan darma baktinya dalam pelaksanaan Program Bangga Kencana sehingga dapat dijadikan teladan bagi orang lain.

Baca juga: Khofifah komitmen tingkatkan indeks kebahagiaan masyarakat Jatim

 

Pewarta: Willi Irawan
Editor: Risbiani Fardaniah
COPYRIGHT © ANTARA 2024