Denpasar (ANTARA) - Startup World Cup (SWC) atau kompetisi global antar-startup yang di Indonesia hanya digelar di Jakarta, Bandung, Malang, dan Denpasar, dimanfaatkan sebagai wadah untuk belajar mahasiswa di Pulau Bali.

Rektor Primakara University I Made Artana di Denpasar, Rabu, mengatakan ajang pencarian talenta ini dikolaborasikan dengan Bali Startup Expo yang diisi mahasiswa, dimana setelah seleksi SWC akan dilanjutkan dengan seleksi serupa bagi para mahasiswa.

“Dengan mereka sering melihat saja sebetulnya sudah belajar beberapa contoh sukses, besok ada seleksi dari mahasiswa tapi level awal dari 30 peserta ini kami pilih 10 untuk presentasi di panggung,” kata dia.

Startup World Cup di Denpasar sendiri menghadirkan 10 startup teknologi yang sudah diseleksi dari seluruh Indonesia, dimana selama 5 menit masing-masing dari mereka akan mempresentasikan sistem bisnisnya.

Juri nasional kemudian akan menilai dan memilih satu bisnis yang mendapat kesempatan hadir ke Sillicon Valley.

Artana kemudian memanfaatkan kolaborasi ini untuk wadah belajar mahasiswa, meski berbeda level menurutnya memberi kesempatan generasi muda tampil dan mengenalkan startup-nya akan membuat mereka terbiasa.

“Targetnya menghidupkan ekosistem startup dan perusahaan teknologi di Bali, apalagi kita memiliki kerentanan ekonomi seperti ketika pandemi kita paling dalam terjunnya, kita harus diversifikasi ekonomi kita,” ujarnya.

Dalam ajang Startup World Cup dan Bali Startup Expo itu turut hadir pengusaha sekaligus Menteri Perdagangan RI era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yaitu Gita Wirjawan.

Gita Wirjawan hadir langsung memberi motivasi kepada 30 pengusaha muda yang sedang memamerkan bisnisnya di pameran.

Menurutnya Primakara University sudah berada di jalur yang tepat dengan kegiatan ini, sebab saat ini isu banyaknya pengembara digital atau sering disebut digital nomad di Bali sedang diperbincangkan.

Ia berpesan agar mengambil sisi positif perkembangan tersebut, dengan catatan mereka yang hadir ke Bali dari berbagai belahan dunia itu berkontribusi secara positif.

“Saya belum lihat sisi negatifnya, ke depan harus dengan prinsip kehati-hatian tapi saya rasa peluangnya besar digitalisasi dikembangkan untuk pengembangan ekonomi skala besar,” kata dia.

“Untuk itu mahasiswa harus membuka diri bahwa dunia ini besar, perkembangannya inovasi-inovasi baru ini terkait dengan AI, blockchain, dan banyak lagi harus dipelajari, lebih banyak membaca dan bisa berkomunikasi dengan bahas internasional,” sambung Gita Wirjawan.

Baca juga: Telkom membantu startup ikut berkontribusi kembangkan IKN
Baca juga: UI tawarkan Startup LATIH pengalaman belajar edukatif dan kreatif
Baca juga: Startup unicorn China catatkan pertumbuhan paling pesat secara global

 

Pewarta: Ni Putu Putri Muliantari
Editor: Biqwanto Situmorang
COPYRIGHT © ANTARA 2024