Jakarta (ANTARA) - PT PLN Energi Primer Indonesia (PLN EPI) berkomitmen menciptakan budaya Keselamatan, Kesehatan, dan Keamanan (K3) di lingkungan pegawai dan masyarakat sekitar kantor melalui penyelenggaraan workshop (lokakarya) pemanfaatan limbah minyak jelantah menjadi sabun dan limbah kantong kresek menjadi casing handphone.

Direktur PLN EPI, Iwan Agung Firstantara mengungkapkan komitmen PLN EPI terhadap budaya K3 ini ditunjukkan dari pemaparan mengenai hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan sabun dari minyak jelantah, seperti selalu gunakan alat pelindung diri, sarung tangan, masker, dan kacamata.

”Jangan lupa untuk selalu menggunakan alat pelindung diri dan menggunakan bahan aluminium. Hal yang perlu diingat bahwa soda api yang merupakan bahan campuran pembuat sabun merupakan bahan berbahaya dan perlu dijauhkan dari jangkauan anak-anak dan hewan peliharaan," kata Iwan dalam keterangan di Jakarta, Senin.

Untuk meningkatkan pengetahuan mengenai pemanfaatan limbah rumah tangga, PLN EPI berkolaborasi dengan Kertabumi Recycling Center yang telah sukses dalam mengembangkan konsep sustainable lifestyle melalui kegiatan daur ulang sampah.

Dalam workshop ini dipaparkan tiga metode pembuatan sabun dari minyak jelantah, yaitu metode Cold Press (CP), Hot Process (HP), dan Melt & Pour (MP). Sabun dari minyak jelantah ini dapat digunakan untuk membersihkan lantai atau membersihkan kamar mandi serta benda lain yang tidak bersentuhan dengan makanan.

Diketahui bahwa minyak jelantah merupakan limbah barang berbahaya dan beracun (B3) sehingga pembuangannya harus dengan cara yang benar dan tepat. Jika tidak diproses dengan benar, maka minyak jelantah ini akan berdampak pada lingkungan, seperti pencemaran air, udara, dan tanah.

Melalui pelaksanaan workshop pada 28 Juni 2024 itu, diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan terhadap pemanfaatan limbah rumah tangga beserta penerapan K3 di lingkungan masyarakat, kata Iwan.

Selain diajarkan membuat sabun dari limbah minyak jelantah, 63 peserta workshop yang terdiri dari warga sekitar kantor dan pegawai PLN EPI juga diajarkan untuk membuat casing handphone dari limbah kantong kresek/plastik.

Limbah plastik sendiri merupakan limbah yang memerlukan penindakan lebih, karena sifatnya yang membutuhkan waktu lama serta susah untuk didaur ulang. Untuk itu, pengolahan lebih lanjut dari limbah kantong plastik sangat diperlukan.

Dian Sutopo, salah satu peserta mengungkapkan bahwa program ini dapat meningkatkan kesadaran sekaligus melahirkan kebiasaan untuk menerapkan gaya hidup yang ramah terhadap lingkungan.

"Terima kasih PLN EPI atas kepeduliannya terhadap lingkungan dan juga mengajarkan mendaur ulang sampah menjadi barang yang bermanfaat," tuturnya.

Baca juga: PLN EPI catat pendapatan Rp20,22 triliun selama 2023
Baca juga: PLN EPI dan PLN Icon Plus latih pemasaran digital UMK di Gunungkidul
Baca juga: Jalankan kepatuhan hukum dan GCG, PLN EPI raih IRCA 2024

 

Pewarta: Faisal Yunianto
Editor: Biqwanto Situmorang
COPYRIGHT © ANTARA 2024