Jakarta (ANTARA News) - Ketua Dewan Pembina Gerindra Prabowo Subianto mempertanyakan alasan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) menggusung Joko Widodo (Jokowi) menjadi calon presiden, karena melanggar perjanjian Batu Tulis antara kedua pihak partai yang ditandatangani pada 2009 .

"Kalau Anda manusia, lalu ada di pihak saya, bagaimana? Ya pikirkan saja. Saya tidak mengerti apa salah saya. Saya menghormati beliau," kata Prabowo, Jakarta, Minggu, menyinggung perjanjian Batu Tulis yang ditandatanganinya bersama Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri.

Dalam perjanjian Batu Tulis yang ditandatangani pada 16 Mei 2009 di materai Rp6.000 oleh Megawati Soekarnoputri dengan Prabowo Subianto itu ada 7 poin kesepakatan yang dihasilkan.

Dalam poin ke-7 tersebut tertulis bahwa Megawati Soekarnoputri selaku Ketua Umum PDIP akan mendukung Prabowo Subianto selaku Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra untuk menjadi Calon Presiden pada pemilu 2014.

Perjanjian itu, dikatakan Prabowo, dibuat karena kesamaan visi yang ada antara Gerindra dan PDIP menyangkut kecocokan dalam pandangan kebangsaan dan nasionalisme, sehingga muncul keinginan untuk berjuang bersama.

"Kita merasa demi kebaikan bangsa, ingin teruskan hubungan itu. Tapi, dalam dinamika politik yang terjadi, apa yang kita lihat sekarang? Bagaimana tidak serius, saya kira dua tokoh partai besar kalau buat perjanjian masa nggak serius?" katanya.

Calon wakil presiden mendampingi calon presiden Megawati Soekarnoputri dalam pemilihan umum presiden (Pilpres) RI 2009 itu mengatakan, jika PDIP tak ingin lagi komitmen pada perjanjian itu, maka seharusnya diselesaikan dengan cara bertatap muka.

"Saya tadinya berharap diberitahu. Namanya perjanjian, kalau tidak cocok ya bisa saja," ujarnya.

Meski demikian, Prabowo tetap ingin menjalin dan membangun komunikasi yang baik dengan Megawati untuk mewujudkan bangsa Indonesia yang bersatu.

"Saya ingin semua kekuatan kebangsaan, nasionalis, religius dan Indonesia bersatu. Itu yang Saya inginkan. Saya menghormati Bu Mega. Saya tidak mengerti ada dinamika apa," demikian Prabowo.

Sementara itu, Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Tjahjo Kumolo mengemukakan, isi perjanjian Batu Tulis otomatis gugur dengan sendirinya karena pasangan Megawati Soekarnoputri dan Prabowo Subianto gagal menjadi pemenang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2009.

"Seandainya ada perjanjian, itupun otomatis gugur dengan sendirinya karena pasangan capres-cawapres, Ibu Megawati Soekarnoputri dan Prabowo Subianto, tidak mencapai kemenangan pada Pilpres 2009," ujarnya di Jakarta, Minggu. (*)

Pewarta: Zul Sikumbang
Editor: Priyambodo RH
COPYRIGHT © ANTARA 2014