Bertanding di GOR Disporasu, Deli Serdang, Sumatera Utara, Sabtu, Harris tak terbendung saat tampil di seni senjata pedang dan toya tersebut. Dia menjadi yang terbaik setelah meraih nilai tertinggi 19.306.
"Saya sangat senang karena targetnya tercapai. Sebuah perasaan yang tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Saya cukup puas untuk pertandingan ini," ujar Harris usai prosesi pengalungan medali.
Di nomor pedang selatan, Harris menampilkan kemampuan terbaiknya. Atlet 29 tahun tersebut menampilkan teknik yang memukau, mulai dari kecepatan, kekuatan, hingga penguasaan pedang.
Dia tampil rapi dengan serangan-serangan jurus yang agresif namun tetap mengontrol diri. Harris pun meraih skor tertinggi 9.653.
Penampilan solid terus ditunjukkannya saat bermain senjata toya. Dia tampil stabil dan mampu menjaga keseimbangan dengan baik saat berakrobat menggunakan toya di genggaman.
Kombinasi serangan cepat dan transisi gerakan yang dinamis dipadukan dengan kekuatan dalam setiap serangan membuatnya diganjar dengan nilai terbaik 9.653. Nilai akhir 19.306 mengantarkan Harris ke podium tertinggi.
Medali perak disabet atlet Jawa Timur Terrence Tjahyadi yang mendapat nilai 9.620 di nandao dan 9.640 di nomor nangun, dengan nilai akhir 19.260.
Atlet Jawa Timur lainnya Ahmad Ghozali Fuaiz mengamankan medali perunggu dengan nilai akhir 19.256, terdiri dari 9.626 untuk nandao dan 9.630 untuk nangun.
Ini merupakan medali kedua yang disumbang oleh Harris untuk Sumatera Utara, setelah sebelumnya dia menyabet medali emas nomor taolu nanquan putra. Satu emas lainnya untuk tuan rumah didapat dari nomor taijiquan putra melalui Nicholas.
Cabang olahraga wushu PON XXI Aceh-Sumut digelar pada 12 hingga 15 September. Sebanyak 29 medali emas, 29 medali perak, dan 40 perunggu diperebutkan dari 29 nomor yang dipertandingkan.
Baca juga: Harris Horatius tampil solid sabet emas wushu nomor nanquan putra
Baca juga: Menpora Dito apresiasi perjuangan Harris Horatius yang sumbang emas
Baca juga: Harris lalui titik nadir yang berujung emas wushu Asian Games
Pewarta: Fathur Rochman
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2024