"Yeeesss..." ujarnya dengan suara keras lalu bersujud di atas gelanggang.
Suara keras itu melampiaskan perasaan senang dan puas atas keberhasilan menyumbangkan medali emas dari cabang pencak silat untuk Nusa Tenggara Timur (NTT).
Zaki menyempurnakan kemenangan bagi NTT dengan menambah medali emas ketiga. Dua emas lainnya diraih rekan satu timnya, Andini Cahyadewi Aklis pada kategori tanding kelas A +44 s/d 50 kg putri, disusul Antonius Efren Tuke Eduk yang mengantongi emas dari kategori tanding kelas A +45 s/d 50kg.
Selain tiga emas itu, juga ada dua perunggu yang disumbangkan pesilat Jenny Kause dan Ronaldo Neno.
Tiga emas yang disumbangkan cabang pencak silat itu menjadi kado terindah. Pasalnya, selama 4 hari PON berlangsung, setelah dibuka pada 9 September oleh Presiden Joko Widodo, belum satu pun medali emas yang berhasil dikantongi kontingen NTT yang menerjunkan sebanyak 188 atlet untuk berkompetisi.
Sebelumnya, NTT berpeluang meraih emas pertama melalui cabang kriket yang dimainkan lebih awal sebelum PON dibuka, namun tim kriket kalah dalam laga final sehingga mendapat perak. Selain itu, juga melalui perjuangan atlet triathlon Dhamma Laksmita Sukaton berakhir dengan medali perak.
Andini, Antonius, dan Zaki akhirnya bisa memecah kebuntuan dengan mempersembahkan tiga emas bagi NTT, sekaligus membawa pencak silat NTT mencatat sejarah baru.
Sepanjang keikutsertaan di arena pesta olahraga terbesar tingkat nasional, baru kali ini pencak silat NTT mendapatkan medali emas lebih dari satu. Pada PON 2020 di Papua misalnya, pencak silat NTT hanya mampu menyabet 1 emas dan dua perunggu.
Perolehan tiga emas itu menambah pundi medali bagi NTT menjadi 12 medali terdiri dari tuju perunggu, dua perak, dan tiga emas per Sabtu (14/9) malam.
Baca juga: Pelatih: Tiga emas PON buktikan pencak silat NTT mampu bersaing
Selanjutnya: Kerja keras
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2024