Doni, yang pada PON XX Papua 2021 hanya meraih medali perunggu, sukses mencatatkan angkatan total 740 kilogram. Ia memiliki catatan angkatan terbaik squat pada 290 kilogram, angkatan terbaik bench press 160 kilogram, dan angkatan deadlift terbaik 290 kilogram.
“Alhamdulillah bisa memberikan yang terbaik untuk masyarakat Lampung,” ucap Doni saat ditemui usai pertandingan.
“Ya (ditargetkan) bawa pulang medali. Tapi kalau medali apa ya tidak tahu, yang penting bisa menampilkan yang terbaik saja,” tambahnya.
Atlet Riau, Yanuarinus Sihura, berada di posisi kedua dan berhak mendapatkan medali perak. Yanuar memiliki total angkatan terpaut sepuluh kilogram dari Doni, yakni 730 kilogram, dan terdiri dari angkatan squat terbaik 300 kilogram, angkatan bench press terbaik 180 kilogram, dan angkatan deadlift terbaik 250 kilogram.
Medali perunggu jatuh ke genggaman atlet Jawa Barat, Dadang Nur Iwan. Dadang mencatatkan total angkatan 727,5 kilogram, dengan rincian angkatan squat terbaik 292 kilogram, angkatan bench press terbaik 205 kilogram, dan angkatan deadlift terbaik 230 kilogram.
Angkat berat kelas 66 kilogram putra pada PON Aceh-Sumut 2024 diikuti oleh total tujuh lifter. Selain para pemenang medali, empat atlet lainnya adalah Adut asal Kalimantan Timur, Alfian Sakti Pamungkas asal Bali, Muhammad Iskandar dari Jambi, dan Faebolo Dodo Gowasa asal Sumatera Utara.
Cabang angkat berat baru memainkan hari pertama pertandingan, dan dijadwalkan akan dimainkan sampai Jumat (20/9/2024) mendatang.
Baca juga: Angkat berat-Syaifahmi pertahankan medali emas pada PON XXI Aceh-Sumut
Baca juga: Angkat berat - Widari gondol medali emas PON untuk ketiga kalinya Baca juga: Inilah perbedaan mendasar angkat besi dan angkat berat
Pewarta: A Rauf Andar Adipati
Editor: Dadan Ramdani
Copyright © ANTARA 2024