"Saya memohon maaf kepada masyarakat Aceh karena di sini saya yang paling bertanggungjawab," kata Rasiman dalam konferensi pers usai pertandingan, di Banda Aceh, Senin.
Sebelumnya, Jawa Timur berhasil mengalahkan tuan rumah Aceh 3-2. Hasil ini membawa Jatim ke final melawan Jawa Barat. Sedangkan tuan rumah akan merebut medali perunggu dengan Kalimantan Selatan.
Baca juga: Jabar tembus final sepak bola usai taklukkan Kalsel lewat adu penalti
Rasiman menegaskan, terhadap hasil tersebut, tidak ada orang yang harus disalahkan, karena semua tanggung jawab itu ada pada dirinya sebagai pelatih.
"Tidak ada sesuatu pun yang salah, saya sebagai pelatih yang bertanggung jawab," tegasnya.
Jawa Timur membobol gawang setelah kapten tim Aceh Gazi yang berposisi sebagai pemain bertahan cedera berat di pertengahan babak pertama lewat dan tidak bisa melanjutkan pertandingan.
Hilangnya pemain kunci bertahan, kata Rasiman, sudah di analisisnya, sehingga ia menarik Refiansyah untuk membantu pertahanan meskipun tidak berjalan sempurna. Tapi, saya menghargai pemain yang sudah bekerja keras.
Baca juga: Sepak bola-Babak semifinal putra PON pindah ke Stadion Harapan Bangsa
Di sisi lain, terkait gol kedua Jawa Timur, kata dia, bukan karena kesalahan pertahanan, melainkan akibat konsentrasi para pemain hilang ketika wasit tidak meniup peluit pelanggaran yang terjadi di garis pertahanan Jatim.
"Gol kedua saya rasa semua pemain konsentrasinya hilang. Karena seharusnya menurut saya itu kartu kuning, tapi tidak dianggap pelanggaran," ujar Rasiman.
Sementara itu, Pelatih Jawa Timur, Fakhri Husaini bersyukur atas kemenangan melawan tuan rumah malam ini, semuanya berkat antusiasme yang tinggi dan kekompakan para pemain.
Baca juga: Jatim tantang Jabar di final sepak bola putra PON usai lewati Aceh
"Mereka layak masuk ke final, dan kami betul-betul berkonsentrasi untuk meraih emas pada PON Aceh-Sumut ini," katanya.
Selain itu, dirinya juga memuji kepemimpinan wasit yang memimpin laga malam. Dan ia bersyukur setelah kontroversi laga Aceh vs Sulteng ada respon cepat dari PSSI, jika tidak mungkin terjadi pada pertandingan ini.
"PSSI bagus merespon cepat kasus pertandingan kemarin (Aceh-Sulteng), kalau nggak ada kasus kemarin itu mungkin kejadiannya hari ini," ujar Fakhri Husaini.
Dalam kesempatan ini, Fakhri juga merasa sedih harus mengalahkan tim tanah kelahirannya di kandang sendiri, tetapi semua harus dipahami, ini sepakbola dan harus profesional.
"Sedih karena saya orang Aceh. Tapi ini sepakbola tentu saya harus bersikap profesional," demikian Fakhri Husaini.
Baca juga: Mendaki tangga medali, Jawa Barat harus "nomer hiji"
Baca juga: Erick Thohir: PSSI akan usut tuntas laga PON berujung pemukulan wasit
Pewarta: Rahmat Fajri
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2024