Atlet 21 tahun itu memiliki total angkatan 537 kilogram, dengan rincian angkatan terbaik squat pada 217,5 kilogram, angkatan terbaik bench press pada 120 kilogram, dan angkatan terbaik deadlift 200 kilogram.
“Memang sudah ditarget dari awal sih karena pra-PON di Lampung kemarin juga mendapat (medali) emas. Alhamdulillah. Terus sekarang juga mempertahankan medali emas untuk PON ini,” kata Tika pada jumpa pers setelah pertandingan.
“Jadi memang bukan kejutan, kalau tidak dapat (medali) emas malah bahaya,” tambah Tika yang pada PON XXI Papua 2021 meraih medali perunggu.
Baca juga: Angkat berat- Medali emas kembali jadi milik atlet veteran Sri Hartati
Medali perak diraih lifter Sumatera Utara (Sumut) Luwigita Susilo, dengan total angkatan 480 kilogram. Luwigita memiliki catatan angkatan terbaik squat pada 195 kilogram, angkatan terbaik bench press pada 105 kilogram, dan angkatan terbaik deadlift pada 180 kilogram.
Sedangkan medali perunggu menjadi milik lifter Bali Ni Kadek Ernawati, dengan total angkatan 472 kilogram. Kadek memiliki catatan angkatan terbaik squat 180 kilogram, angkatan terbaik bench press pada 185 kilogram, dan angkatan terbaik deadlift pada 195 kilogram.
Angkat berat kelas 63 kilogram putri pada PON kali ini diikuti oleh enam lifter. Selain ketiga pemenang medali, kelas ini juga diikuti oleh Sherly Yulianti asal Riau, Rusiti asal Kalimantan Utara, dan Mardiana Eka Prassetya asal Lampung
Baca juga: Angkat berat - Widari gondol medali emas PON untuk ketiga kalinya
Pewarta: A Rauf Andar Adipati
Editor: Teguh Handoko
Copyright © ANTARA 2024