"Suami saya baru meninggal dunia pada Januari kemarin. Jadi medali ini saya persembahkan untuk beliau. Semasa hidup, beliau selalu mendukung saya," ujar Amiyah di Solo, Senin.
Perempuan berusia 37 tahun itu menyebut, sang suami wafat akibat komplikasi. Dirinya merasa sangat kehilangan lantaran belahan jiwanya tersebut tidak pernah menyanggah pilihannya untuk terjun ke dunia judo tunanetra.
Memori tentang suami dan bayangan anak-anaknya yang menunggu di rumah membuat Amiyah sangat termotivasi merebut medali emas Peparnas 2024.
Hal itu pun dapat diwujudkannya setelah menundukkan lawannya dari Jawa Barat Mariani dengan skor 1-0 di partai puncak nomor -48 kilogram J2 putri. J2 merupakan klasifikasi untuk atlet dengan penglihatan sangat terbatas
"Lawan saya di final luar biasa, tenaganya kuat. Namun saya bisa mengantisipasi berkat latihan yang diberikan pelatih saya," kata Amiyah.
Medali emas Peparnas 2024 menjadi medali Peparnas kedua Amiyah lantaran dia juga menjadi yang terbaik di Peparnas 2021, Papua, tetapi untuk kelas -43 kilogram J2 putri.
Peningkatan kelas dari -43 kilogram di Papua ke -48 kilogram di Solo sempat membuat Marni kesulitan tetapi dia berhasil mengatasinya.
"Di Peparnas Solo kelasnya menjadi -48 kilogram karena ada penggabungan tiga kelas. Kesulitannya, yang pasti membuat lawan menjadi lebih berat," tutur dia.
Berikutnya, Amiyah menegaskan dirinya memiliki keinginan untuk berkompetisi di Peparnas 2028.
Selain itu, dia pun berhasrat untuk bertanding di ASEAN Para Games 2026 di Thailand.
"Semoga saya dipanggil (ke pemusatan latihan nasional-red)," ujar Amiyah.
Baca juga: Riau sabet emas pertama para-taekwondo Peparnas XVII
Baca juga: Peparnas 2024, parade puncak event olahraga di era Presiden Joko Widodo
Pewarta: Michael Siahaan
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2024