Hanoi (ANTARA News) - Menteri Luar Negeri (Menlu) Indonesia mengatakan, reformasi Kerjasama Ekonomi Asia Pasifik (APEC) masih dalam bentuk bagaimana penguatan organisasi, utamanya dalam bidang sekretariat APEC saat ini. "Pada dasarnya APEC ingin memperkuat organisasinya dengan reformasi di tubuh APEC. Reformasi itu dimulai dengan penguatan kemampuan sekretariat APEC," kata Menlu RI kepada pers di Hanoi, Vietnam seusai mengikuti pertemuan APEC tingkat menteri hari pertama, Rabu. Ia mengatakan, kemungkinan yang akan dilakukan untuk penguatan itu dengan pembentukan "chief operating Officcer (COO)" atau direktur pelaksana di Sekretariat APEC nantinya. Juga bisa saja APEC mempunyai sekretariat tetap. Namun demikian, menurutnya, reformasi APEC ini mulai digulirkan di antara para menteri negara-negara di Asia Pasifik tersebut. Ditanya apakah reformasi itu akan menuju organisasi yang formal, Hassan hanya mengatakan, "kita terus bergerak." Kalangan pelaku bisnis APEC beberapa waktu menghendaki reformasi di tubuh APEC dengan tujuan lebih mengikat para anggota untuk mengimplementasikan hasil-hasil APEC. Tidak seperti saat ini yang diikat dengan forum informal sehingga aksi dari konsensus yang telah dideklarasikan di forum pemimpin APEC menjadi lemah. Menlu mengatakan, para menteri APEC telah menyepakati negara-negara APEC akan mendorong agenda pembangunan Doha Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) untuk dihidupkan kembali. "Disepakati, pada akhir paripurna besok (16/11) ada statemen terpisah untuk menegaskan kembali agar agenda pembangunan Doha itu dihidupkan kembali," katanya. Ia juga mengatakan, "Bogor Goals" (Tujuan-tujuan Bogor) yang menyatakan liberalisasi perdagangan dan investasi tetap ditekankan dalam pertemuan APEC tingkat menteri tersebut.(*)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2006