Banda Aceh (ANTARA News) - Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan pelaksanaan pemilihan kepala daerah (Pilkada) di Nanggroe Aceh Darusalam (NAD) tanggal 11 Desember merupakan babak kedua dari proses perdamaian yang kekal abadi. "Pilkada Aceh merupakan babak kedua dari suatu upaya perdamaian yang kekal," kata Wapres saat bertemu kader dan calon gubernur NAD yang diusung Partai Golkar, PDI-P, PKPI dan Partai Demokrat di Banda Aceh Minggu. Menurut Wapres, babak pertama perdamaian di Aceh adalah adanya MoU perdamaian Helsinki tanggal 15 Agustus 2005. Saat itu (MoU Helsinki) banyak orang tak menyangka akan begitu cepat GAM bisa menerima dan berbaur kembali ke kota-kota bersama masyarakat Aceh lainnya, katanya. "Setelah ada perdamaian sekarang kita bicara masalah politik, artinya didukung oleh semua partai politik, termasuk GAM," kata Jusuf Kalla yang juga Ketua Umum DPP Partai Golkar. Siapa pun yang menang, tambah Wapres, harus didukung oleh semua, karena semua telah menyetujui prosesnya melalui demokrasi (pilkada langsung). Oleh karena itu, ujar Wapres, pelaksanaan pilkada Aceh memiliki arti yang penting dalam rangka Aceh ke depan. Saat ini, kata Wapres, seluruh masyarakat Aceh menginginkan perdamaian yang kekal dan berkesinambungan. Siapa pun pemimpin yang dipilih harus memiliki syarat kemampuan untuk melaksanakan perdamaian itu. "Ini (menjaga perdamaian) bukan hanya bagian dari partai Golkar, PDI-P, PKPI dan Partai Demokrat, tapi ini adalah bagian dari seluruh komponen bangsa untuk mewujudkan hal itu," kata Jusuf Kalla. Pilkada di NAD, tambah Jusuf Kalla, juga sangat penting karena pelaksanaannya bersamaan antara pilkada gubernur, bupati dan walikota. "Sekarang ditempat lain semuanya terpisah-pisah. Ini jadi kacau. Karena itu penting pilkada Aceh ini bisa berjalan dengan damai," katanya. Dan untuk menjaga perdamaiantersebut, katanya, seluruh kader parpol yang ada harus siap menjaganya. Seluruh kader parpol harus siap menjaga keseluruhan proses pilkada bisa berjalan dengan teratur, tertib dan damai. "Golkar, PDI-P, PKPI dan Partai Demokrat punya semangat kebangsaan sesuai dengan pandangan agama," kata Jusuf Kalla. Dengan perdamaian yang ada, tambahnya maka perekonomian akan berjalan. Masyarakat, katanya akan bisa lagi bekerja dan beraktifitas dengan baik, sehingga sawah dan kebun bisa dikelola dan ditanami kembali sehingga mengerakkan roda perekonomian. Untuk pilkada Gubernur NAD Partai Golkar bersama-sama PDI-P, PKPI dan Partai Demokrat mengusung calon yang sama, yakni Malik Raden dan Sayed Fuad Zakaria. (*)

COPYRIGHT © ANTARA 2006