Jakarta (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menegaskan pemerintah pusat siap bekerjasama dengan Gubernur Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) yang baru terpilih dalam Pilkada 11 Desember 2006 siap pun orangnya. "Pemetintah pusat akan bekerjasama dengan Gubernur Aceh yang baru, siapa pun orangnya yang terpilih," kata Juru Bicara Kepresidenan Dino Patti Djalal ketika menjelaskan hasil pertemuan Presiden dengan Ketua Tim Pemantau Aceh (Aceh Monitoring Mission-AMM) Pieter Feith di Kantor Kepresidenan, Sabtu sore. Pieter Feith menemui Yudhoyono untuk berpamitan karena akan meninggalkan Indonesia Sabtu malam (16/12) setelah selesainya tugas AMM yang anggotanya berasal dari Uni Eropa dan beberapa negara ASEAN. Ketika mengutip ucapan Presiden, Dino mengatakan, Pemerintah Indonesia sangat berterimakasih pada petugas AMM karena telah bertugas secara baik. AMM dibentuk berdasarkan MoU Helsinky, Finlandia, yang ditandatangani 15 Agustus 2005 antara pemerintah Indonesia dengan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) untuk memantau proses perdamaian di Aceh serta pilkada 11 Desember. Sementara itu Pieter Feith yang mendampingi Dino mengatakan calon independen Irwandi Yusuf memang sampai sekarang memperoleh suara terbanyak sebagai calon Guberbur Aceh periode 2006-2011. "Irwandi Yusuf memang belum terpilih sebagai gubernur, namun saya yakin dia mempunyai kepemimpinan yang kuat di Aceh. Saya yakin dia akan mempunyai hubungan yang efektif dengan pemerintah pusat," kata Pieter kepada pers. Presiden Yudhoyono kemudian menerima Wakil Perdana Menteri Malaysia, Datuk Mohammad Najib Bin Tun Haji Abdul Razak. Najib berkunjung ke Indonesia atas undangan Wakil Presiden Jusuf Kalla.(*)

Editor: Bambang
COPYRIGHT © ANTARA 2006