Jakarta (ANTARA News) - Mantan Presiden KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) menyatakan masyarakat tak perlu mengkhawatirkan Aceh menyusul kemenangan mantan Juru Bicara GAM Irwandi Yusuf dalam pemilihan kepala daerah (Pilkada) di propinsi itu, karena TNI akan tetap ada disana "Kemenangan Irwandi tidak apa-apa. Kalau dasarnya hanya persetujuan Helsinki memang berbahaya. Tapi TNI `kan tidak mau keluar dari Aceh. Siapa pun yang berani menggerakkan kemerdekaan Aceh (pasti) langsung diserbu dan ditangkap. Jadi saya tidak khawatir apa-apa," kata Gus Dur di Jakarta, Sabtu. Menurut Gus Dur, siapa pun tokoh yang memenangkan pemilihan gubernur Nanggroe Aceh Darussalam harus dianggap sebagai kemenangan rakyat. Pilihan rakyat Aceh untuk menentukan pemimpinnya melalui Pilkada harus didukung, karena proses Pilkada memang demikian. Kemenangan pasangan Irwandi Yusuf-Muhammad Nazar dalam Pilkada Aceh memunculkan berbagai tanggapan. Pemerintah sendiri secara esmi menyatakan siap bekerja sama dengan gubernur NAD terpilih. Banyak juga yang menyebut kemenangan Irwandi-Nazar justru memperkuat NKI. Saat mengadakan pertemuan dengan Ketua Aceh Monitoring Mission (AMM) Pieter Feith di Kantor Kepresdenan, Sabtu (16/12), Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menegaskan kembali bahwa pemerintah pusat siap bekerja sama dengan Gubernur Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) yang baru terpilih dalam Pilkada 11 Desember 2006 siapa pun orangnya. "Pemerintah pusat akan bekerja sama dengan Gubernur Aceh yang baru, siapa pun orangnya yang terpilih," kata Juru Bicara Kepresidenan, Dino Patti Djalal, ketikan menjelaskan hasil pertemuan tersebut. Namun tidak sedikit kalangan yang menaruh kekhawatiran karena melihat latar belakang pasangan independen tersebut. Irwandi merupakan salah satu tokoh GAM, sedangkan Nazar dari Sentra Informasi Referendum Aceh (SIRA) yang secara politik segaris dengan GAM. Lebih-lebih Irwandi tetap bersikukuh menggunakan atribut GAM. Pieter Feith sendiri pernah meminta Irwandi tak menggunakan atribut GAM mengacu pada Perjanjian Helsinki.(*)

Editor: Bambang
COPYRIGHT © ANTARA 2006