Jakarta (ANTARA News) - Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa memaknai Hari Ibu dengan mengajak seluruh perempuan Indonesia untuk menyatukan tekad memajukan negeri.

"Hari Ibu ini kita maknai bagaimana perempuan Indonesia bersatu maju membangun negeri," kata Mensos usai menjadi pembicara kunci dalam tatap muka pelaku sejarah, tokoh perempuan dan pimpinan organisasi perempuan dalam menggapai cita-cita menuju kesetaraan gender di Jakarta, Senin.

Lebih lanjut Khofifah menyampaikan rasa syukur karena dalam proses demokrasi langsung pelaksanaan pilkada serentak 9 Desember 2015 dapat dilihat perolehan suara dari calon kepala daerah perempuan cukup siginifikan.

"Artinya ini menjadi penguatan peran perempuan untuk menjadi pengambil keputusan menjadi pintu masuk di berbagai lini terutama untuk penurunan kemiskinan perempuan," katanya.


Baca :  Meutya Hafid apresiasi perempuan terpilih jadi walikota dan wakil walikota

Namun di sisi lain, dia prihatin dengan tingginya angka perceraian terutama gugat cerai yang tembus hingga 75 persen, karena biasanya yang menjadi korban adalah anak-anak mereka.

Gugat cerai tersebut paling sering terjadi pada pernikahan dini dan pada usia perkawinan di bawah lima tahun. Hal tersebut menunjukkan bahwa kematangan dalam mengambil keputusan bagi perempuan untuk memulai sebuah pernikahan betul-betul harus dengan pertimbangan yang matang.

"Karena itu akan menimbulkan masalah baru bagi anggota keluarga terutama anak-anak mereka," katanya.

Khofifah menyatakan, inti dari berbagai permasalahan baik itu kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), pernikahan dini, kekerasan terhadap anak yang merupakan masalah di hilir, hulunya adalah pencatatan pernikahan.

Baca : Nikah siri picu KDRT dan rugikan anak

"Untuk itu, harus menjadi satu kesatuan upaya mengajak perempuan maju membangun negeri antara lain menghindarkan melakukan pernikahan yang tidak dicatatkan," katanya.

Pewarta: Desi Purnamawati
Editor: Heppy Ratna Sari
COPYRIGHT © ANTARA 2015