Lebak (ANTARA News) - Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kabupaten Lebak, Banten meminta masyarakat mewaspadai perdagangan manusia dengan kedok menawarkan pekerjaan.

"Kami berharap warga agar waspada jika seseorang yang tidak dikenal menawarkan pekerjaan dengan gaji besar," kata Ketua P2TP2A Kabupaten Lebak Ratu Mintarsih, di Lebak, Sabtu.

Selama ini, kasus perdagangan manusia di Kabupaten Lebak yang diketahui terdapat dua anak yang akan dipekerjakan di Singapura.

Namun, beruntung kedua anak korban perdagangan anak bisa diselamatkan di Pulau Batam.

Karena itu, pihaknya meminta masyarakat agar waspada terhadap sindikat perdagangan manusia atau trafficking.

Saat ini, banyak para perekrut berkeliaran ke pelosok-pelosok desa untuk mengincar para gadis usia di bawah umur.

Pelaku perdagangan manusia itu mendatangi warga miskin agar mudah terbujuk rayu untuk melepaskan anaknya untuk bekerja.

Biasanya, sindikat kejahatan itu menawarkan berbagai pekerjaan dengan gaji lumayan, termasuk jaminan kesejahteraan.

Pekerjaan yang ditawarkan mulai dari supermarket, hotel, restoran, dan asisten rumah tangga.

"Kami terus mensosialisasikan agar masyarakat tidak mudah melepaskan anaknya untuk bekerja karena khawatir menjadi korban perdagangan manusia," katanya menjelaskan.

Menurut dia, saat ini, pelaku perdagangan manusia memiliki beberapa tangan mulai perekrut pencari kerja, penyalur hingga penerima pekerjaan.

Kebanyakan perdagangan manusia itu menjadikan korban sebagai pekerja seks komersial dan tempat hiburan.

Ia mengajak masyarakat jika anaknya bekerja ke luar daerah maka harus melapor dan tercatat kepada pemerintah desa hingga kecamatan.

Pelaporan itu untuk mengawasi anak-anak yang bekerja ke luar daerah agar tidak menjadi korban kekerasan maupun kejahatan.

Selain itu, orang yang merekrut harus memiliki kejelasan identitas dan perusahaan yang akan menampung pekerja.

Apabila, perekrut pekerja itu tidak memiliki kejelasan tentu patut dicurigai sebagai sindikat perdagangan manusia.

Pewarta: Mansyur
Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2017