Lebak (ANTARA News) - Dari 13 orang penderita HIV di Kabupaten Lebak, satu di antaranya meninggal dunia saat perawatan intensif di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Adjidarmo Rangkasbitung, pekan lalu. "Sampai saat ini hanya satu orang dilaporkan penderita HIV/AIDS meninggal dunia. Karena itu, perlu ada pemeriksaan darah kembali untuk menemukan kasus penyakit HIV/AIDS," kata Kepala Dinas Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial (Dinkessos) Kabupaten Lebak H Maman Sukirman di Rangkasbitung, Senin. Penderita HIV/AIDS di Kabupaten Lebak tercatat sebanyak 13 orang, 10 orang di antaranya ditemukan dari hasil pemeriksaan darah di Unit Transfusi Darah PMI, tiga orang lainnya tengah di rawat di RSUD Adjidarmo, Rangkasbitung. Temuan kasus penyakit HIV/AIDS berlangsung sejak tahun 2002, namun hingga kini belum juga dilakukan pemeriksaan darah karena minimnya anggaran. "Saya khawatir penyakit HIV/AIDS meluas dan menular kepada warga lainnya sehingga perlu adanya pemeriksaan darah, terutama bagi wanita Pekerja Seks Komersial (PSK)," katanya. Ia menjelaskan, penderita HIV dapat menular ke orang lain melalui hubungan seks, jarum suntik/tindik/tato yang tidak steril dan dipakai bergantian, bisa juga dari transfusi darah yang mengandung virus HIV , bahkan ibu penderita bisa menularkan kepada bayinya atau melalui Air Susu Ibu (ASI). HIV tidak ditularkan melalui hubungan seperti jabatan tangan, bersentuhan, berciuman biasa, berpelukan, penggunaan peralatan makan dan minum, gigitan nyamuk, kolam renang, penggunaan kamar mandi atau WC/Jamban. Sebagian besar (lebih dari 80 persen) infeksi HIV diderita oleh kelompok usia produktif (15-49 tahun), terutama laki-laki, tetapi proporsi penderita HIV perempuan cenderung meningkat. "Sampai saat ini belum ada obat yang dapat mengobati AIDS, yang ada adalah obat untuk menekan perkembangan virus HIV," kata Maman.(*)

Editor: Heru Purwanto
COPYRIGHT © ANTARA 2007