Jakarta (ANTARA News) - Palang Merah menuntut akses masuk ke sebuah kantong pemberontak dekat Damaskus di mana jet-jet Suriah membombardir kantong selama empat hari berturut-turut sampai menewaskan 300 warga sipil.

Sekjen PBB Antonio Guterres melukiskan kematian dan kerusakan di Ghouta Timur sejak Minggu pekan lalu itu sebagai "neraka di Bumi", sedangkan Prancis menyerukan gencatan senjata segera.

Serangan udara terakhir ke beberapa bagian kantong pemberontak itu telah menewaskan paling sedikit 40 warga sipil dan melukai 350 orang. Banyak rumah sakit di kantong ini yang dijadikan sasaran serangan sehingga banyak yang menghentikan pelayanan.

Komite Internasional Palang Merah ICRC menyatakan situasi di sana sangat mengerikan sehingga timnya harus diberi akses ke Ghouta Timur untuk membantu para dokter dan perawat.

Baca juga: Rusia bantah ikut bantai warga sipil Ghouta di Suriah

"Pertempuran semakin menyengsarakan dalam beberapa hari dan pekan ke depan, dan tim kami mesti diizinkan untuk masuk ke Ghouta Timur untuk membantu yang terluka," kata Marianne Gasser, kepala delegasi ICRC di Suriah.

Sepanjang bulan ini pesawat tempur Suriah mengintensifkan serangan udara ke daerah yang terletak di sebelah timur Damaskus dan dihuni 400.000 warga sipil itu.

"Korban luka akhirnya meninggal dunia hanya karena mereka tidak dirawat tepat waktu," kata Gasser.

Menurut Observatorium HAM Suriah, sekitar 1.500 orang terluka sejak Minggu pekan lalu akibat salah satu dari episode paling berdarah dalam perang saudara Suriah yang sudah berumur tujuh tahun, demikian AFP.

Baca juga: Keberatan dituduh biang kerok pembantaian, Rusia minta PBB bahas Ghouta

Pewarta: -
Editor: Jafar M Sidik
COPYRIGHT © ANTARA 2018