Jakarta (ANTARA News) - DPR harus segera meminta penjelasan Menneg BUMN Sofyan Djalil tentang dugaan skandal yang melibatkan lembaga kepresidenan di balik pengunduran diri Lin Che Wei dari jabatan Direktur Utama PT Danareksa (Persero). Setelah Lin Che Wei mengajukan pengunduran dirinya terungkap bahwa juru bicara kepresidenan Dino Pati Djalal sejak November 2005 sampai sekarang menjadi konsultan di PT Danareksa dengan honor Rp20 juta per bulan," kata Direktur Eksekutif Media Center Demokrat Sri Mulyono di Jakarta, Kamis. Seraya membeberkan bukti surat kontrak (letter of agreement) yang ditandatangani Dino Pati Djalal, Sri Mulyono mempertanyakan apakah penunjukan Dino sudah melalui prosedur yang transparan dan juga apakah tidak ada konsultan lainnya yang lebih independen Menurut dia, keberadaan Jubir Presiden di Danareksa itu tentunya tidak akan efektif karena yang bersangkutan pasti terikat dengan agenda kepresidenan. Kalau demikian adanya, tentu selama ini dia menerima gaji buta semata atau bahasa kerennya setoran dari Danareksa, ungkapnya. Sri Mulyono menengarai, selama Lin Che Wei menjadi Dirut Danareksa telah terjadi ketidakharmonisan pada lingkup manajemen BUMN tersebut dan keputusan selalu diambil Lin Che Wei tanpa berkonsultasi dengan direksi lainnya. "Apalagi, saya dengar selama Che Wei memimpin beberapa kepala divisi telah mengundurkan diri karena merasa tidak harmonis, ungkapnya. Sri Mulyono kemudian memaparkan kerugian keuangan Danareksa per 31 Desember 2006 sebesar Rp47,50 miliar yang sesungguhnya berasal dari "windfall" pada "bonds proprietary" sehubungan dengan adanya kemungkinan manajemen membukukan kerugian "bonds proprietary trading" di tahun 2005 pada saat harga obligasi menurun drastis. Kinerja tersebut bukan merupakan kinerja manajemen karena hal ini hanya pembalikan revenue dari kerugian di akhir tahun 2005 sebesar minus Rp24,33 miliar, katanya. Hal lain, katanya, laba hasil operasi PT Danareksa tahun 2006 juga tidak sebesar Rp110,11 miliar, karena sebenarnya jumlah tersebut berasal dari pemulihan aset-aset yang tidak produktif sebanyak Rp75,03 miliar. Informasi yang saya peroleh, kinerja ini tidak pernah dianggarkan di tahun 2006, sehingga berhasil atau tidak berhasilnya perolehan pemulihan tidak dianggap sebagai kinerja manajemen, tukasnya. Sebelumnya sepanjang kepemimpinan Lin Che Wei, Danareksa dibayangi keterlibatan sejumlah dugaaan pelanggaran, diantaranya, dugaan transaksi orang dalam saham PT Indoexchange Tbk. Hingga kini, Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) tengah memeriksa dugaan transaksi saham itu. Danareksa juga diperiksa atas dugaan merugikan negara dalam proses divestasi saham pemerintah di PT Perusahaan Gas Negara Tbk akhir tahun 2006. Pada program divestasi itu, Danareksa ditunjuk sebagai penasehat keuangan menggandeng PT Bahana Securities dan Credit Suisse.(*)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2007