Solo (ANTARA News) - Bank Indonesia (BI) Kantor Perwakilan Surakarta, Jawa Tengah memprediksi angka inflasi pada Lebaran 2018 di Soloraya mencapai 0,62 persen.

"Angka ini lebih rendah dibandingkan angka inflasi pada momentum yang sama tahun lalu sebesar 0,87 persen," kata Kepala BI Kantor Perwakilan Wilayah Surakarta Bandoe Widiarto di Solo, Senin.

Ia berharap dengan inflasi sebesar 0,62 persen saat Lebaran, target inflasi hingga akhir tahun ini sebesar 3,5 persen dapat tercapai.

Menurut dia, beberapa upaya dilakukan untuk memastikan inflasi terkendali, salah satunya melakukan koordinasi dengan pemda.

Ia mengatakan upaya pengendalikan inflasi, salah satunya dengan aktif mengadakan pertemuan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) se-Jawa.

"Misalnya ketika ada tekanan harga di komoditas tertentu, kami akan kerja sama antardaerah terkait pengadaan barang. Selain itu, kami juga mengadakan ngobrol santai dengan distributor, memantau harga, dan sidak pasar," katanya.

Menurut dia, inspeksi ke pasar dilakukan untuk mengetahui kondisi di lapangan.

Jika ada kenaikan harga, katanya, dapat diketahui apakah murni kenaikan tersebut karena stok barang berkurang sehingga mengakibatkan harga mahal.

"Atau faktor lain misalnya kendala di distribusi atau faktor lain. Dalam hal ini kami juga memastikan adanya pasar murah. Untuk pasar murah ini kalau bisa jangan dilakukan sendiri-sendiri tetapi harus ada sinergi, misalnya Bulog dengan PPI," katanya.

Selain itu, kata dia, melalui inspeksi ke pasar tersebut TPID berusaha memastikan komoditas pokok di bawah harga eceran tertinggi, di antaranya beras medium Rp9.450/kg, minyak goreng Rp11.000/kg, daging sapi Rp80.000/kg, gula pasir Rp12.500/kg, daging ayam Rp32.000/kg, dan telur ayam Rp25.700/kg.?

"Kalau memang ada yang menyebabkan inflasi, kami berusaha jinakkan agar inflasi terkendali," katanya.

Pewarta: Aries Wasita Widi Astuti
Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2018