Taipei (ANTARA News) - Radio Taiwan Internasional Siaran Indonesia mengubah orientasi siarannya dari media propaganda untuk menjelaskan posisi dan eksistensi Taiwan pada awal-awal siaran Indonesia pada 61 tahun lalu, dan kini menjadi pemberdayaan buruh migran Indonesia (TKI) di negara itu.

Wakil Manajer Departemen Program RTI Carlson Chia-Shan Huang di Taipei, Senin, mengatakan pada awal-awal seksi Siaran Indonnesia mengudara, Taiwan yang berpisah dari China daratan merasa perlu menjelaskan keberadaannya yang berbeda dengan China daratan.

Pada pertemuan dengan sejumlah pejabat Taiwan di Taipei dijelaskan bahwa Taiwan berbeda dengan China daratan. Taiwan menganut paham demokrasi, dimana peraturan perundangan menjamin masyarakat untuk berserikat, berkumpul dan mengemukakan pendapat. 

Pada pertemuan yang dihadiri oleh Chairperson RTI Ping Lu dan Presiden RTI Li Chuang Shao itu, disebutkan juga alasan RTI mengudarakan  siaran Indonesia, yakni karena penduduk dunia yang menggunakan Bahasa Indonesia (melayu) saat itu cukup besar dan kini sudah mencapai 270 juta lebih.

Setelah 61 tahun siaran Indonesia mengudara di RTI, peran itu berubah. RTI memilih memberdayakan TKI yang kini jumlah mencapai 261.000 di Taiwan. 

Total penduduk Indonesia di Taiwan kini diperkirakan mencapai 300.000, yang meliputi TKI, pelajar, mahasiswa, profesional dan mereka yang menikah dengan penduduk Taiwan tetapi masih memegang paspor Indonesia.

Tak hanya sekadar menjelaskan posisi Taiwan, RTI Siaran Indonesia juga memberdayakan TKI tentang kebudayaan, kebiasaan penduduk Taiwan, di sisi lain memberi klarifikasi dan penjelasan jika terjadi salah paham antara TKI dengan majikan.

Peran itu meluas lagi setelah pemerintah Taiwan mengajak NGO untuk meningkatkan ketrampilan TKI agar usai bekerja di negara kepulauan itu, bisa berusaha secara mandiri di tanah air.

Di Global Workers' Upskill Center TKI belajar tata rias, membuat buble tea yang saat ini jadi minuman populer di Taiwan, belajar bahasa Mandarin dan e-commerce.

Keterbukaan dan saling memahami menjadikan kasus TKI bermasalah menurun. Jarang sekali terjadi salah paham tentang halal dan haram makanan bagi TKI, hak untuk beribadah, bersosialisasi dan pembayaran upah yang tepat waktu.

"Kami berusaha menjelaskan dan mengklarifikasi jika terjadi masalah, juga sebagai jembatan antara kepentingan majikan dan buruh migran dan media informasi bagi kemajuan TKI," ujar Huang, penyiar senior kelahiran Medan, melalui Toni, penerjemah dan juga penyiar RTI Siaran Indonesia.

RTI Siaran Indonesia mengudara pada pukul 18.00 waktu Taiwan atau pukul 19.00 WIB. Siaran RTI juga dapat dinikmati secara digital melalui www.rti.org.tw.
Sejumlah 70 persen anggaran RTI berasal dari dari Kementerian Kebudayaan Taiwan, sisanya dari iklan dan kerjsa sama.

Pewarta: Erafzon Saptiyulda
Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2018