Bogor (ANTARA News) - Degasi Kementerian Pertanian Jepang dan Dewan Pertanian Nasional Jepang pada Jumat menyambangi kampus Sekolah Tinggi Penyuluh Pertanian (STPP) Bogor di Cibalagung, Bogor, Jawa Barat.

Selain untuk tujuan studi kedatangan delegasi pertanian Jepang tersebut, menurut Ketua STPP Bogor Nazaruddin, juga untuk mencari calon tenaga kerja dari lulusan sekolah pertanian.

"Mereka mencari lulusan sekolah pertanian, salah satunya STPP Bogor untuk dipekerjakan di sektor pertanian di Jepang," tambahnya.

Pasalnya, Jepang belakangan kekurangan sumber daya manusia (SDM) di bidang pertanian, padahal sektor pertanian menjadi salah satu dari empat zona strategi nasional yang tengah mereka kembangkan.

"Jepang sedang kekurangan SDM, apalagi petani meraka sekarang sudah tua-tua, makanya mereka membutuhkan pekerja dari luar Jepang untuk mengisi kekosongan SDM pekerja," jelasnya.

Menurut Masaharu Ido, salah satu anggota delegasi dari tim studi pengujian pengetahuan dan keterampilan pekerja asing Jepang atau IC Net, pihaknya memiliki program fasilitasi penerimaan pekerja asing untuk mendukung pertanian dari Kementerian Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan Jepang.

"Program kerja ini berlangsung selama tiga tahun, terbuka untuk siapa saja yang memiliki keahlian di bidang pertanian dengan usia lebih dari 18 tahun," terangnya.

Baca juga: Pengusaha Jepang puji mesin pertanian Indonesia

Baca juga: Lima pemuda magang pertanian di Jepang


Dalam kunjungan tersebut, ketiga tim studi Jepang tersebut berdiskusi dengan para dosen dan juga mahasiswa. Mereka juga menanyakan tentang pendidikan apa saja yang dipelajari selama sekolah di jurusan pertanian.

Mereka juga menanyakan perihal alasan para mahasiswa memilih untuk sekolah di jurusan pertanian. Sementara itu, kepada dosen, mereka menanyakan terkait program studi apa saja yang diajarkan kepada para mahasiswa.

Baca juga: Mahasiswa STPP Bogor ciptakan mesin penyiang padi

Baca juga: Kementerian PUPR serahkan rusun untuk STPP Bogor

Baca juga: STPP Bogor buka tiga program studi baru

Pewarta: Laily Rahmawaty
Editor: Gilang Galiartha
COPYRIGHT © ANTARA 2018