Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menilai bahwa beberapa Industri Kecil Menengah (IKM) mulai melek dan menggunakan teknologi terbaru dalam proses produknya, di antaranya sektor IKM logam yang memanfaatkan penggunaan teknologi mesin-mesin programmable Computer Numerical Control (CNC) untuk mendukung proses produksinya. 

“IKM yang sudah memanfaatkan, di antaranya mereka bergerak di bidang pembuatan mold and dies dan pembuatan komponen otomotif, karena produk-produk yang dihasilkan tersebut membutuhkan tingkat presisi yang tinggi,” kata Dirjen IKM Kemenperin Gati Wibawaningsih melalui keterangannya diterima di Jakarta, Kamis.

Keuntungan yang didapatkan antara lain produk yang dihasilkan lebih presisi dan human error dapat diminimalisir. 

Di samping itu, Ditjen IKM telah memberikan bantuan mesin CNC router kepada IKM kerajinan di Batam, sehingga pelaku IKM hanya tinggal memasukkan desain yang dikehendaki ke dalam mesin dan kemudian mesin tersebut yang bekerja membentuk produk kerajinan sesuai dengan desain yang telah dimasukkan sebelumnya.

Teknologi lainnya yang sudah diterapkan para IKM logam, yakni pembuat pande besi konvensional yang semula menempa logam dengan tenaga manusia, saat ini sudah melalui sentuhan teknologi dengan tenaga motor atau hidrolik (air hammer). 

“Dengan begitu, kapasitas produksi semakin meningkat dan konsistensi mutu produk juga akan terjaga,” ujar Gati.

Sementara itu, di sektor IKM pakaian jadi, penerapan teknologi dilakukan pada proses produksinya yang menggunakan aplikasi mulai dari pembuatan pola hingga penjualan produk. 

Pembuatan pola dapat menggunakan aplikasi Optitex yang bertujuan untuk efisiensi proses produksi dan memaksimalkan bahan baku yang akan terpakai. 

“Sedangkan, untuk sistem penjualan menggunakan aplikasi Raptor Point of Sales System yang telah terkoneksi pada jaringan internet dan terpantau secara real time,” imbuhnya.

Di sektor IKM furnitur, pemanfaatan teknologi diaplikasikan melalui mesin pengeringan kayu dengan menggunakan High Frequency Vacuum Kiln Dry Machine sehingga menjadi lebih cepat proses produksinya. 

“Apabila dilakukan secara konvensional dapat memakan waktu sampai dua minggu, saat ini bisa dipersingkat menjadi tiga hari dengan tingkat kekeringan yang lebih merata dan menghilangkan risiko bahan baku kayu menjadi terbakar ataupun retak,” jelasnya.

Gati meyakini, sentuhan teknologi pada sarana dan prasarana IKM, khususnya dalam proses produksi akan meningkatkan kapasitas produksi, mengefisienkan penggunaan energi, mengendalikan kualitas produk sehingga konsistensi mutu produk bisa terjamin serta meminimalkan defect dari suatu proses produksi.

Baca juga: Teknologi digital dongkrak pendapatan IKM hingga 80 persen
Baca juga: Pengembangan IKM berbasis internet telah jamah 22 Provinsi
Baca juga: Era industri 4.0, Kemenperin latih IKM perdagangan online


 

Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Risbiani Fardaniah
COPYRIGHT © ANTARA 2018