Jakarta (ANTARA News)- Peneliti Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dr Muzli memperkirakan gempa susulan pascaterjadinya gempa Palu-Donggala diperkirakan akan terus terjadi dalam jangka berapa bulan ke depan.

"Apalagi kekuatan gempanya mencapai 7,4 Skala Richter (SR), diperkirakan akan berlangsung berbulan-bulan. Gempa di Lombok yang terjadi pada 29 Juli saja, sampai saat ini masih terjadi gempa susulan," ujar Muzli yang saat ini menjadi peneliti tamu di Earth Observatory of Singapore Nanyang Technology University (NTU) Singapura kepada Antara di Jakarta, Selasa.

Ia menjelaskan penyebab utama dari Gempa Palu-Donggala pada Jumat (28/9) disebabkan oleh karena aktivitas sesar geser Palu Koro, yang mana blok sebelah kiri menuju ke selatan dan blok kanan menuju ke arah barat.

Menurut dia, ciri gempa sesar geser adalah gempa dangkal dan sesar mendatar. BMKG menyebut kedalaman gempa Palu-Donggala yakni 10 kilo meter dengan pusat 27 kilo meter laut Donggala. Selain itu, lanjut dia, gempa susulan yang terjadi juga mengarah ke arah yang sama.

Pihaknya juga saat ini sedang berada di Palu, untuk memasang alat sensor pemantau gempa yang bertujuan untuk memantau gempa susulan.

"Melalui alat ini akan diketahui hasil distribusi dari gempa susulan," elas dia.

Muzli menjelaskan secara umum, gempa sesar geser sulit untuk terjadinya tsunami. Kemungkinan besar, lanjut Muzli, tsunami terjadi karena longsor yang terjadi di Teluk Palu.

"Tapi perlu dibuktikan lebih lanjut. Dengan kondisi teluk yang sempit, tanpa ada gempa sesar geser pun, bisa menimbulkan tsunami. Berbeda dengan lautan luas," jelas dia.

Menurut Muzli, masyarakat Indonesia harus menyadari bahwa hidup di daerah cincin api dan pertemuan lempeng yang rawan terhadap bencana. Sehingga harus bisa mempersiapkan diri ketika terjadinya bencana. Terutama jika terjadi gempa besar, maka masyarakat harus segera berlari ke tempat yang lebih tinggi.
Baca juga: Frekuensi gempa susulan kembali turun setelah sempat naik
Baca juga: 152 kali gempa susulan terjadi pascagempa Donggala

Pewarta: Indriani
Editor: Zita Meirina
COPYRIGHT © ANTARA 2018