Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah melakukan penjualan instrumen Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau sukuk ritel yaitu Sukuk Negara Tabungan seri ST-003 kepada individu secara online (e-SBN) untuk mendukung pendalaman pasar keuangan domestik.

"Tujuan penerbitan ST-003 secara online adalah untuk memperluas basis investor dalam negeri dengan menyediakan alternatif investasi," kata Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Luky Alfirman di Jakarta, Jumat.

Luky menjelaskan penerbitan sukuk tabungan dengan tingkat imbalan 8,15 persen serta masa tenor selama dua tahun ini dapat mulai dipesan
masyarakat untuk pembelian minimum Rp1 juta dan maksimum Rp3 triliun.

"Proses pemesanan pembelian ST-003 secara online dapat dilakukan melalui empat tahap yaitu registrasi, pemesanan, pembayaran dan setelmen," katanya.

Masa penawaran ST-003 mulai dari 1 Februari hingga 20 Februari dengan penetapan penjualan pada 25 Februari serta tanggal setelmen pada 27 Februari 2019.

Luky menambahkan pemesanan pembelian sukuk yang ditargetkan dapat menyerap dana Rp2 triliun dapat disampaikan melalui sistem elektronik yang disediakan mitra distribusi yang memiliki koneksi dengan sistem e-SBN.

Masyarakat yang berminat dalam investasi ST-003 dapat mengakses web sukuk tabungan atau menghubungi 13 mitra distribusi yang telah ditetapkan untuk melayani pemesanan pembelian secara langsung melalui sistem elektronik. 

Mitra distribusi tersebut antara lain dua bank syariah yaitu Bank Syariah Mandiri dan BRI Syariah serta enam bank konvensional yaitu Bank Central Asia, Bank Mandiri, Bank Negara Indonesia, Bank Permata dan Bank Tabungan Negara.

Selain itu, satu perusahaan efek yaitu PT Trimegah Sekuritas Indonesia, dua perusahaan efek khusus yaitu PT Bareksa Portal Investasi dan PT Star Mercato Capitale (Tanamduit) dan dua dua perusahaan teknologi finansial yaitu PT Investree Radhika Jaya dan PT Mitrausaha Indonesia Grup (Modalku).

Sebelumnya, dalam penerbitan ST-002, pemerintah meraih dana sebesar Rp4,94 triliun atau mengalami kelebihan sekitar 2,9 kali dari target awal yang disampaikan kepada mitra distribusi sebesar Rp1,71 triliun.

Jumlah penjualan ST-002 ini yang dilakukan pada November 2018 ini melampaui pencapaian ST-001 pada 2016 sebesar Rp2,58 triliun.

Baca juga: BI bidik peningkatan investor portofolio dari Jepang

Baca juga: Harga emas lanjutkan kenaikan signifikan

Pewarta: Satyagraha
Editor: Risbiani Fardaniah
COPYRIGHT © ANTARA 2019