Kisah sulit anak-anak perempuan bersekolah di Afganistan
Rabu, 3 November 2021 14:14 WIB
Seorang pejuang Taliban berjaga di depan pintu masuk sebuah sekolah di Kabul, Afghanistan, 25 Oktober 2021. Gerakan Islam garis keras Taliban, yang merebut kekuasaan awal tahun ini setelah menggulingkan pemerintah yang didukung Barat, mengizinkan anak perempuan tingkat sekolah dasar kembali ke kelas, tetapi tidak membiarkan anak perempuan lainnya menghadiri sekolah menengah dan universitas. ANTARA FOTO/REUTERS/Zohra Bensemra/wsj.
Sahar (17), seorang siswi kelas 11 sekolah menengah atas belajar melalui kanal Youtube di rumahnya di Kabul, Afghanistan, 19 Oktober 2021. Gerakan Islam garis keras Taliban, yang merebut kekuasaan awal tahun ini setelah menggulingkan pemerintah yang didukung Barat, mengizinkan anak perempuan tingkat sekolah dasar kembali ke kelas, tetapi tidak membiarkan anak perempuan lainnya menghadiri sekolah menengah dan universitas. ANTARA FOTO/REUTERS/Zohra Bensemra/wsj.
Sahar (17), seorang siswi kelas 11 sekolah menengah atas belajar melalui kanal Youtube di rumahnya di Kabul, Afghanistan, 19 Oktober 2021. Gerakan Islam garis keras Taliban, yang merebut kekuasaan awal tahun ini setelah menggulingkan pemerintah yang didukung Barat, mengizinkan anak perempuan tingkat sekolah dasar kembali ke kelas, tetapi tidak membiarkan anak perempuan lainnya menghadiri sekolah menengah dan universitas. ANTARA FOTO/REUTERS/Zohra Bensemra/wsj.
Hadia (10) (tengah) seorang siswi kelas 4 sekolah dasar berjalan pulang dari sekolahnya di Kabul, Afghanistan, 20 Oktober 2021. Gerakan Islam garis keras Taliban, yang merebut kekuasaan awal tahun ini setelah menggulingkan pemerintah yang didukung Barat, mengizinkan anak perempuan tingkat sekolah dasar kembali ke kelas, tetapi tidak membiarkan anak perempuan lainnya menghadiri sekolah menengah dan universitas. ANTARA FOTO/REUTERS/Zohra Bensemra/wsj.
Sebuah papan tulis yang digunakan Sahar (17), seorang siswi kelas 11 sekolah menengah atas terlihat di rumahnya di Kabul, Afghanistan, 19 Oktober 2021. Gerakan Islam garis keras Taliban, yang merebut kekuasaan awal tahun ini setelah menggulingkan pemerintah yang didukung Barat, mengizinkan anak perempuan tingkat sekolah dasar kembali ke kelas, tetapi tidak membiarkan anak perempuan lainnya menghadiri sekolah menengah dan universitas. ANTARA FOTO/REUTERS/Zohra Bensemra/wsj.
Hadia (10) seorang siswi kelas 4 sekolah dasar berjalan pulang dari sekolahnya di Kabul, Afghanistan, 20 Oktober 2021. Gerakan Islam garis keras Taliban, yang merebut kekuasaan awal tahun ini setelah menggulingkan pemerintah yang didukung Barat, mengizinkan anak perempuan tingkat sekolah dasar kembali ke kelas, tetapi tidak membiarkan anak perempuan lainnya menghadiri sekolah menengah dan universitas. ANTARA FOTO/REUTERS/Zohra Bensemra/wsj.
Sejumlah siswi sekolah dasar berjalan pulang dari sekolahnya di Kabul, Afghanistan, 20 Oktober 2021. Gerakan Islam garis keras Taliban, yang merebut kekuasaan awal tahun ini setelah menggulingkan pemerintah yang didukung Barat, mengizinkan anak perempuan tingkat sekolah dasar kembali ke kelas, tetapi tidak membiarkan anak perempuan lainnya menghadiri sekolah menengah dan universitas. ANTARA FOTO/REUTERS/Zohra Bensemra/wsj.
Hadia (10) seorang siswi kelas 4 sekolah dasar menghadiri sekolahnya di Kabul, Afghanistan, 26 Oktober 2021. Gerakan Islam garis keras Taliban, yang merebut kekuasaan awal tahun ini setelah menggulingkan pemerintah yang didukung Barat, mengizinkan anak perempuan tingkat sekolah dasar kembali ke kelas, tetapi tidak membiarkan anak perempuan lainnya menghadiri sekolah menengah dan universitas. ANTARA FOTO/REUTERS/Zohra Bensemra/wsj.
Hadia (10) seorang siswi kelas 4 sekolah dasar menghadiri sekolahnya di Kabul, Afghanistan, 26 Oktober 2021. Gerakan Islam garis keras Taliban, yang merebut kekuasaan awal tahun ini setelah menggulingkan pemerintah yang didukung Barat, mengizinkan anak perempuan tingkat sekolah dasar kembali ke kelas, tetapi tidak membiarkan anak perempuan lainnya menghadiri sekolah menengah dan universitas. ANTARA FOTO/REUTERS/Zohra Bensemra/wsj.
Hadia (10), seorang siswi sekolah dasar kelas 4 menghadiri kelas di Kabul, Afghanistan, 25 Oktober 2021. Gerakan Islam garis keras Taliban, yang merebut kekuasaan awal tahun ini setelah menggulingkan pemerintah yang didukung Barat, mengizinkan anak perempuan tingkat sekolah dasar kembali ke kelas, tetapi tidak membiarkan anak perempuan lainnya menghadiri sekolah menengah dan universitas. ANTARA FOTO/REUTERS/Zohra Bensemra/wsj.
Hawa (20), seorang mahasiswi tahun ketiga di Universitas Pendidikan Kabul membaca buku di samping jendela rumahnya di Kabul, Afghanistan, 23 Oktober 2021. Gerakan Islam garis keras Taliban, yang merebut kekuasaan awal tahun ini setelah menggulingkan pemerintah yang didukung Barat, mengizinkan anak perempuan tingkat sekolah dasar kembali ke kelas, tetapi tidak membiarkan anak perempuan lainnya menghadiri sekolah menengah dan universitas. ANTARA FOTO/REUTERS/Zohra Bensemra/wsj.
Sejumlah siswi sekolah dasar kelas 4 menghadiri kelas di Kabul, Afghanistan, 25 Oktober 2021. Gerakan Islam garis keras Taliban, yang merebut kekuasaan awal tahun ini setelah menggulingkan pemerintah yang didukung Barat, mengizinkan anak perempuan tingkat sekolah dasar kembali ke kelas, tetapi tidak membiarkan anak perempuan lainnya menghadiri sekolah menengah dan universitas. ANTARA FOTO/REUTERS/Zohra Bensemra/wsj.