Kepada ANTARA yang menghubunginya hari ini, Andi Rizky mengaku terkesan oleh tarian khas Papua yang diperagakan sejumlah orang saat menuruni pesawat dan ini menambah kecintaannnya kepada Indonesia.
"Penyambutannya sangat unik di mana saat kita turun dari pesawat di Merauke, kita sudah disambut dengan tarian khas Papua," kata dia.
Pelatih anggar provinsi ini, Muhammad Haerullah, juga mengaku terkesan dan bahkan menilai PON kali ini berbeda dari PON sebelumnya.
Sebagai salah satu atlet peraih medali emas anggar tiga PON mulai 2008, 2012, sampai 2016, Haerullah merasakan perbedaan euforia berbeda pada PON Papua ini.
"Tarian Papua yang menyambut kedatangan kami, turut membuat kita bangga dan haru, tidak hanya karena kita dari Sulsel, tetapi bangga bisa ada di Papua mengikuti gelaran PON yang sempat tertunda akibat COVID-19," urai dia.
Baca juga: Papua amankan emas ketiga judo dari nomor nage no kata putra
Dalam dua hari pertama berada di Papua, Haerullah dan para atlet mengaku puas terhadap fasilitas yang disiapkan panitia PON Papua. "Alhamdulillah sejauh ini memuaskan ya," kata Haerullah.
Anggar bakal memperebutkan 12 medali emas, namun Sulawesi Selatan hanya menurunkan empat atlet yang akan mengikuti tiga nomor.
Ketiga nomor itu adalah degen putri yang menurunkan Andi Almaidah Dirhamzah dan Arina Nur Andini, degen putra yang diwakili Andi Muh Rizky Almufarid, dan floret putra lewat Muh Irfan Ibrahim.
Mereka mulai bertanding pada 5-6 Oktober dan berharap bisa membawa pulang medali emas.
"Kita berharap anggar ini tetap menyumbang medali emas bagi Sulawesi Selatan, tradisi emas dari anggar mudah-mudahan bisa diteruskan oleh para atlet baru ini," kata Haerullah.
Keempat atlet anggar Sulawesi Selatan ini berasal dari Club IPASS (Ikatan Pemain Anggar Sulawesi Selatan) yang merupakan klub tertua di Kota Makassar.
Baca juga: Dua penyiar TVRI Papua dan Rafi Ahmad buka acara pembukaan
Pewarta: Nur Suhra Wardyah
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2021