Ruang untuk Peningkatan -- Lebih dari 62 persen UKM APAC kurang puas dengan bank tradisional di berbagai kategori sebagai hasil dari lingkungan pascapandemi

Jakarta, Indonesia (ANTARA/Business Wire)- FICO (NYSE: FICO)

Sorotan

Dampak COVID-19 pada UKM:

 • 67 persen UKM Indonesia berharap untuk menggunakan produk pinjaman baru atau alternatif pada tahun 2022
 • Sebagian besar (70 persen) UKM APAC kurang puas dengan akses kredit dari bank utama mereka
 • Masalah lain dengan bank tradisional termasuk kekurangan transparansi, informasi, dan panduan
 • Penggerak keputusan pinjaman teratas untuk UKM APAC secara keseluruhan adalah suku bunga yang kompetitif (41 persen)

Wawasan baru dari RFI Global (disiapkan untuk FICO berdasarkan penelitian dari SME Banking Council) mengungkapkan tanda-tanda awal bahwa bank-bank tradisional di Indonesia berisiko kehilangan bisnis usaha kecil dan menengah (UKM) karena pesaing non-tradisional.

Di tengah minat yang kuat untuk meminjam dana, antara 62-70 persen UKM APAC kurang puas dengan tingkat dukungan bank utama mereka dalam menanggapi wabah COVID-19. Hampir 70 persen UKM Indonesia berharap untuk menggunakan produk pinjaman baru atau alternatif/non-tradisional pada tahun 2022.


“Pandemi tiba-tiba membebani UKM secara besar-besaran, secara global, dan menurut mereka bank tidak cukup membantu mereka,” kata direktur senior solusi manajemen keputusan di Asia Pasifik untuk FICO, Aashish Sharma. “UKM Indonesia telah menjelaskan bahwa mereka membutuhkan dukungan keuangan pada tahun 2022 tetapi kurang optimis untuk mendapatkannya dari bank utama mereka. Ini merupakan tren yang berpotensi mengkhawatirkan bagi bank tradisional, mengingat ada lebih dari 62 juta UKM di Indonesia, yang merupakan satu untuk setiap lima orang Indonesia.”

Putusan: Ruang untuk Peningkatan

Bank perlu memahami faktor-faktor yang menyebabkan UKM mempertimbangkan sumber pendanaan alternatif. Responden survei di seluruh kawasan Asia Pasifik menunjukkan frustrasi dengan proses pendanaan khas bank tradisional dan mengidentifikasi ruang untuk perbaikan[1] dalam respons Covid-19 mereka di berbagai faktor terkait pendanaan meliputi:

 • Akses kredit (70 persen)
 • Bantuan keuangan (69 persen)
 • Informasi dan bimbingan (68 persen)
 • Transparansi tentang: keputusan dan proses (68 persen)
 • Kecepatan respons (64 persen)

UKM mengingini harga yang kompetitif, proses yang disederhanakan

Menurut penelitian terbaru ini, ketika memilih penyedia pinjaman atau lembaga keuangan, tiga pendorong teratas untuk UKM Indonesia adalah:

 1. Suku bunga yang kompetitif
 2. Kemudahan dan kecepatan proses aplikasi
 3. Kemampuan untuk mendapatkan jumlah kredit yang dibutuhkan.

“Pemberi pinjaman alternatif berpotensi untuk berkembang berdasarkan tantangan yang diidentifikasi oleh penelitian ini dan pengamatan pasar kami sendiri,” ujar Sharma. “Namun, ada peluang bagi bank tradisional untuk mempertahankan peminjam jika mereka memahami kriteria pengambilan keputusan utama di samping tantangan dan sentimen dukungan pendanaan UKM dan tema yang muncul.”

“Jika bank tradisional ingin mengalami pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan dari segmen UKM di wilayah APAC, mereka harus menyederhanakan proses aplikasi dan meningkatkan transparansi, serta pengalaman pelanggan,” lanjut Sharma. “Dari perspektif manajemen risiko, bank-bank dapat mendukung upaya ini dengan alat pengambilan keputusan yang terukur dan terinformasi dengan baik yang dapat mempercepat proses untuk semua dan meminimalkan risiko.”

Kebuktiannya di dalam hasil

Salah satu dari empat bank teratas Australia ingin meningkatkan penjualan dan margin dengan memangkas waktu pengambilan keputusan, sambil meningkatkan layanan pinjaman dan mengidentifikasi segmen UKM sebagai area untuk pertumbuhan. Berinvestasi dalam Platform FICO dan layanan analitik untuk menciptakan solusi pinjaman digital bertenaga pembelajaran mesin otomatis yang memanfaatkan data transaksi. Kinerja model risiko meningkat sebesar 10 persen, dan proyeksi bank untuk pinjaman tahunan kepada pelanggan UKM yang ada dan pinjaman tambahan kepada pelanggan UKM baru masing-masing meningkat sebesar 6,5 miliar dolar Australia (AUD) dan 800 juta dolar Australia (AUD).

Temuan dari RFI Global meneliti dan menganalisis jajak pendapat selama dua tahun oleh SME Banking Council, yang mengumpulkan pemikiran dan perasaan pemilik dan operator UKM dengan tanggung jawab pengambilan keputusan keuangan untuk bisnis dengan pendapatan tahunan hingga USD $10 juta. Wawasan dalam rilis ini mewakili hasil survei SME Banking Council 2019 dan 2021 untuk memberikan perbandingan sebelum dan sesudah permintaan pinjaman dan sentimen bisnis dalam dua periode waktu. Lebih dari 4.700 responden dari seluruh wilayah Asia dan Oseania berpartisipasi. SG: n=720; MY: n=1044; ID: n=737; IN: n=729; NZ: n=1036; AU: n=508

Tentang FICO

FICO (NYSE: FICO) mendukung keputusan yang membantu orang dan bisnis di seluruh dunia menjadi makmur. Didirikan pada tahun 1956, perusahaan ini adalah pelopor dalam penggunaan analitik prediktif dan ilmu data untuk meningkatkan keputusan operasional. FICO memegang lebih dari 200 paten AS dan asing pada teknologi yang meningkatkan profitabilitas, kepuasan pelanggan, dan pertumbuhan bisnis di bidang jasa keuangan, manufaktur, telekomunikasi, perawatan kesehatan, ritel, dan banyak industri lainnya. Dengan menggunakan solusi FICO, bisnis di lebih dari 120 negara melakukan segalanya mulai dari melindungi 2,6 miliar kartu pembayaran dari penipuan, hingga membantu orang mendapatkan kredit, hingga memastikan bahwa jutaan pesawat terbang dan mobil sewaan berada di tempat yang tepat pada waktu yang tepat.

Pelajari lebih lanjut di www.fico.com.

FICO adalah merek dagang terdaftar Fair Isaac Corporation di AS dan negara lain.

Kontak
Neil Mirano
RICE untuk FICO
+65 3157 5680

Saxon Shirley
FICO
+65 9171 0965

Sumber: FICO

Pengumuman ini dianggap sah dan berwenang hanya dalam versi bahasa aslinya. Terjemahan-terjemahan disediakan hanya sebagai alat bantu, dan harus dengan penunjukan ke bahasa asli teksnya, yang adalah satu-satunya versi yang dimaksudkan untuk mempunyai kekuatan hukum.

Pewarta: PR Wire
Editor: PR Wire
COPYRIGHT © ANTARA 2022