Surabaya (ANTARA) - Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mendorong baik guru di sekolah maupun komunitas belajar untuk memanfaatkan platform Merdeka Belajar yang telah diluncurkan Kemendikbudristek dalam rangka implementasi Kurikulum Merdeka.

"Teruslah bergerak demi anak-anak Indonesia. Mari serentak bergerak mewujudkan Merdeka Belajar," kata Eri Cahyadi di Surabaya, Selasa.

Wali Kota Eri optimistis dengan semangat belajar mengajar dan berkarya, maka pendidikan di Kota Surabaya akan terus berkembang ke arah yang lebih baik.

Untuk Kota Surabaya sendiri saat ini sudah ada 850 satuan pendidikan yang mendaftar untuk Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM) dan sekitar 87 persen telah melakukan aktivasi pemanfaatan platform Merdeka Belajar. Harapannya, satuan pendidikan bersama komunitas belajar yang ada dapat belajar bersama.

Baca juga: Kemendikbudristek: Kurikulum Merdeka percepat pemulihan pendidikan

Baca juga: Pakar sebut sebagian guru terapkan Kurikulum Merdeka karena kewajiban


Diketahui IKM tidak hanya sebatas pada tataran kuantitatif, tapi kualitatif. Satuan pendidikan dan kelompok belajar yang ada seperti Kelompok Kerja Guru (KKG), Musyarawah Guru Mata Pelajaran (MGMP), dan Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) harapannya ada transformasi belajar.

Eri Cahyadi sebelumnya menerima kunjungan Direktur Guru Pendidikan Dasar, Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) Rachmadi Widdiharto di ruang kerja Wali Kota Surabaya, Senin (25/7).

Kunjungan Widdiharto tersebut dalam rangka membangun kolaborasi untuk Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM).

Widdiharto mengapresiasi Kota Surabaya yang membangun beberapa komunitas belajar untuk mendukung IKM. Dia menyebut ada program Sinau Bareng serta Surabaya Belajar yang merupakan sinergisme, kolaborasi, serta gotong royong dalam membangun iklim pendidikan.

"Pak wali kota sangat tertarik kepada 20-30 persen yang lebih mengarah kepada proyek penguatan Profil Pelajar Pancasila. Artinya, Kurikulum Merdeka ini tidak semata-mata pada tataran kognitif keterampilan dan skil saja, tetapi juga karakter," kata dia.

Baca juga: Pemerhati sebut karakteristik kurikulum merdeka fokus pembelajaran

Baca juga: Sekolah bisa terapkan Kurikulum Merdeka secara bertahap

 

Pewarta: Abdul Hakim
Editor: Zita Meirina
COPYRIGHT © ANTARA 2022