Jakarta (ANTARA) - Kongres Wanita Indonesia (Kowani) dan sejumlah tokoh di antaranya Wakil Presiden RI keenam Tri Sutrisno dan Wakil Presiden kesembilan Hamzah Haz menilai dokter Rubini Natawisatra layak menjadi pahlawan nasional.

Hal itu disampaikan dalam surat yang ditandatangani Ketua Umum Kowani Dr Ir Giwo Rubianto Wiyogo MPd dan Titien Pamudji SIP serta masing-masing Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan Kongres Wanita Indonesia.
 
"Tahun ini Kowani mendukung pencalonan dr. Rubini sebagai Pahlawan Nasional dengan pertimbangan beliau dari Kalimantan Barat pada masa perang dunia kedua antara tahun 1941 - 1945," ujar Giwo di Jakarta, Kamis.
 
Dalam surat itu dijelaskan bahwa dr Rubini semasa hidupnya ikut berjuang melindungi perempuan dan anak serta memperjuangkan kemerdekaan sampai akhir hayat.
 
Dalam surat tersebut Pemprov Kalbar, Masyarakat Sejahrawan Indonesia, Ikatan Dokter Indonesia Pusat dan Ikatan Dokter Indonesia Kalbar, dan IPSM juga turut mendukung.
 
Dalam surat tertanggal 31 Oktober 2022 yang dikirim ke Presiden RI Joko Widodo, Kowani yang mewadahi 102 organisasi anggota terdiri dari 90 juta perempuan mengajukan permohonan agar dr Rubini Natawisatra dapat disetujui menjadi Pahlawan Nasional.
 
Lebih lanjut dikatakan, dr Rubini adalah seorang pejuang di bidang kesehatan jiwa, kesehatan umum serta sosial kemasyarakatan yang sangat prihatin akan banyaknya korban kasus kekerasan dan kejahatan seksual terhadap perempuan anak.
 
Giwo menjelaskan dr Rubini telah mengajak segenap tokoh masyarakat di wilayah Kalimantan Barat untuk bersatu padu melawan penjajah guna mencapai Kemerdekaan Indonesia.
 
Akan tetapi rencana tersebut menurut Kowani tidak terlaksana, karena kemudian pihak Jepang membunuh dr Rubini dan istrinya serta para pejuang lainnya di Mandor, Kabupaten Landak, Kalimantan Barat.
 
Nama dr Rubini sudah diabadikan sebagai nama jalan di Kabupaten Mempawah, lalu dibuat diorama nama Rumah Sakit Pemerintah di Mempawah yang bertaraf internasional di Mandor Kabupaten Landak.

Tidak hanya itu, sebagai bentuk penghargaan, nama dr Rubini pun ikut diabadikan sebagai nama jalan di Provinsi Kalimantan Barat termasuk di Kota Bandung, Jawa Barat, yang merupakan asal dr Rubini. Makam Juang Mandor merupakan situs sejarah terdapat diorama dr Rubini bersama ribuan masyarakat dikubur secara masal.
 
Kowani dalam suratnya ke Presiden Joko Widodo juga menyatakan, usulan permohonan dr Rubini menjadi Pahlawan Nasional telah dibahas di Tim Peneliti dan Pengkaji Gelar Pahlawan ( TP2GP) tingkat Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat dan di TP2GP tingkat pusat dan telah diajukan ke Presiden Joko Widodo. 

Baca juga: Masyarakat Kalbar usulkan sosok dr Rubini sebagai pahlawan nasional
Baca juga: Dokter Rubini dalam catatan sejarah pergerakan dan perjuangan Kalbar

Baca juga: Kowani sebut dr Rubini layak dijadikan pahlawan nasional

Pewarta: Indriani
Editor: Muhammad Yusuf
COPYRIGHT © ANTARA 2022