Moskow (ANTARA) - Rubel menguat menuju 62 terhadap dolar pada awal perdagangan Jumat, memulihkan beberapa kerugian yang diderita minggu ini dengan aset Rusia di bawah tekanan dari harga minyak yang lebih lemah dan ketidakpastian atas dampak pembatasan harga baru pada ekspor utama Rusia.

Pada pukul 07.56 GMT, rubel naik 0,7 persen terhadap dolar pada 62,31. Rubel tenggelam ke level terendah delapan minggu di 63,4325 pada Rabu (7/12/2022).

Mata uang Rusia telah naik 0,4 persen diperdagangkan pada 65,92 versus euro dan menguat 0,5 persen terhadap yuan menjadi 8,95.

Pertemuan penetapan suku bunga akhir bank sentral tahun ini pada Jumat depan (16/12/2022), di mana suku bunga diperkirakan secara luas dipertahankan pada 7,5 persen, dapat menambah volatilitas ke pasar mata uang, kata Veles Capital dalam sebuah catatan.

Baca juga: Rubel jatuh ke terendah 8-minggu vs dolar karena batasan harga minyak

Analis Bank of Russia mengatakan minggu ini ekonomi negara dan keuangan pemerintah menghadapi tekanan dari embargo Uni Eropa atas ekspor minyak Rusia dan batas harga 60 dolar AS per barel yang diberlakukan oleh G7, Uni Eropa dan Australia.

Harga minyak mentah Brent, patokan global untuk ekspor utama Rusia, naik 0,5 persen menjadi 76,5 dolar AS per barel, turun ke level terendah tahun ini di sesi sebelumnya. Harga minyak akan membukukan penurunan mingguan terbesar dalam beberapa bulan.

Selain risiko embargo minyak dan plafon harga, prospek paket sanksi Uni Eropa lainnya terhadap Moskow dan pemberi pinjaman terbesar kedua VTB menangguhkan pembayaran kupon pada beberapa penerbitan obligasi subordinasi, membebani pasar saham.

Indeks saham Rusia beragam. Indeks RTS berdenominasi dolar naik 0,6 persen menjadi diperdagangkan di 1.103,7 poin. Indeks MOEX Rusia berbasis rubel diperdagangkan 0,1 persen lebih rendah pada 2.183,2 poin.

Baca juga: Minyak jatuh tertekan prospek dimulainya kembali pipa minyak Keystone

Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Risbiani Fardaniah
COPYRIGHT © ANTARA 2022