London (ANTARA) - Saham-saham Inggris berakhir lebih rendah pada perdagangan Selasa waktu setempat (17/1/2023), menghentikan kenaikan selama empat hari berturut-turut, dengan indeks acuan FTSE 100 di Bursa Efek London jatuh 0,12 persen atau 9,04 poin menjadi menetap di 7.851,03 poin.

Indeks FTSE 100 terkerek 0,20 persen atau 16,00 poin menjadi 7.860,07 poin pada Senin (16/1/2023), setelah terangkat 0,64 persen atau 50,03 poin menjadi 7.844,07 poin pada Jumat (13/1/2023), dan menguat 0,89 persen atau 69,06 poin menjadi 7.794,04 poin pada Kamis (12/1/2023).

Saham Evraz PLC, perusahaan manufaktur dan pertambangan baja multinasional Inggris yang sebagian dimiliki oleh oligarki Rusia membukukan kerugian paling besar (top loser) di antara saham-saham unggulan atau blue chips, dengan harga sahamnya terjungkal 12,59 persen.

Diikuti oleh saham perusahaan yang mendistribusikan berbagai macam produk konsumen ritel dan menyediakan pengiriman ke rumah-rumah Ocado Group PLC meluncur 9,28 persen; serta perusahaan layanan pos dan kurir multinasional Inggris International Distributions Services PLC kehilangan 2,95 persen.

Sementara itu, saham SSE PLC, sebuah perusahaan yang menghasilkan, mentransmisikan, mendistribusikan, dan memasok listrik ke pelanggan industri, komersial, dan domestik di Inggris Raya dan Irlandia terangkat 2,14 persen, menjadi pencetak keuntungan tertinggi (top gainer) dari saham-saham unggulan.

Disusul oleh saham perusahaan industri minuman beralkohol multinasional Inggris Diageo PLC yang menguat 1,76 persen; serta perusahaan utilitas listrik dan gas multinasional Inggris National Grid PLC terdongkrak 1,52 persen.


Baca juga: Saham Inggris dibuka naik tipis, indeks FTSE tertekan ekuitas Ocado
Baca juga: Saham Inggris berakhir menguat, indeks FTSE 100 terkerek 0,20 persen
Baca juga: Saham Inggris berakhir positif, indeks FTSE 100 terangkat 0,64 persen


Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Faisal Yunianto
COPYRIGHT © ANTARA 2023