Jakarta (ANTARA) - Menteri Kelautan dan Perikanan (KP) Sakti Wahyu Trenggono menilai, pembuangan air limbah nuklir dari Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Fukushima ke Samudera Pasifik oleh Jepang ke laut hanya berpengaruh pada lokasi pembuangan nuklir itu alias bersifat lokal.

“Faktanya di Jepang juga tidak apa-apa. Jadi kalau terjadi kebocoran dan seterusnya menurut saya sifatnya lokal,” ujar Trenggono dalam Outlook dan Program Prioritas Sektor Kelautan dan Perikanan 2024 di Jakarta, Rabu.

Trenggono menilai kebocoran radiasi nuklir tidak akan berimplikasi pada biota kelautan karena hal itu bukan makhluk hidup yang dapat menjalar ke berbagai lokasi berbeda.

Dirinya pun menyoroti isu radiasi nuklir di negara matahari terbit ini sudah menjadi bola liar yang seakan-akan memiliki pengaruh luar biasa bagi dunia.

“Tetapi isunya akan menjadi liar seolah-olah limbah nuklir itu memiliki pengaruh yang luar biasa. Kok saya (berpikir) isunya memang dibikin sedemikian rupa untuk kepentingan politik dagang,” ujarnya pula.

Diketahui, Jepang mengawali tahap kedua pembuangan air limbah nuklir dari Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Fukushima ke Samudera Pasifik, Kamis, setelah tahap pertama dilakukan dalam batas keamanan yang ada pada 24 Agustus sampai 11 September 2023.

Tahap kedua pembuangan air radioaktif tersebut diperkirakan dimulai pukul 10.30 pagi waktu setempat dan terus berlanjut sampai 23 Oktober.

Media massa Jepang memperkirakan total pembuangan mencapai 7.800 ton atau hampir sama dengan jumlah pembuangan pada tahap pertama. Pembuangan harian air radioaktif ini diperkirakan mencapai 460 ton.

Baca juga: Jepang: Kematian ribuan ikan tak ada kaitannya dengan limbah Fukushima
Baca juga: China tolak aksi Jepang buang air limbah Fukushima ke laut
Baca juga: Jepang tuntaskan tahap ketiga buang air nuklir Fukushima

 

Pewarta: Sinta Ambarwati
Editor: Biqwanto Situmorang
COPYRIGHT © ANTARA 2024