Jayapura (ANTARA) - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Papua melalui Dinas Perkebunan dan Peternakan setempat mengimbau peternak babi rajin melakukan penyemprotan disinfektan setiap kandang sebagai satu upaya pencegahan penyebaran virus African Swine Fever (ASF) atau Demam Babi Afrika.

Pelaksana Tugas Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan Provinsi Papua MP Koibur, di Jayapura, Kamis, mengatakan Pemprov Papua kini sedang gencar melakukan rapat koordinasi bersama Balai Karantina, Loka Veteriner serta instansi terkait membahas tentang pencegahan ASF.

“Hingga hari ini di Provinsi Papua tidak ditemukan virus ASF, karena kami telah melakukan penutupan akses ternak dan produk olahan babi dari luar daerah,” katanya lagi.

Menurut Koibur, meski begitu pihaknya terus melakukan imbauan-imbauan kepada para peternak serta masyarakat agar berhati-hati dalam memelihara hewan babi.

“Untuk itu kami bersama instansi terkait telah menyediakan disinfektan bagi para peternak babi,” ujarnya pula.

Dia menjelaskan disinfektan tersebut dapat diperoleh di setiap kantor dinas tersebut, karena ini merupakan salah satu pencegahan,” katanya lagi.

Dia menambahkan, untuk itu kepada seluruh peternak babi dapat mengambil disinfektan di dinas terkait kabupaten/kota kemudian jika menemukan adanya hewan yang meninggal tiba-tiba segera laporkan, agar dilakukan penanganan lebih lanjut.

Sebelumnya, Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Mimika, Papua Tengah Sabelina Fitriani mengatakan per 18 Maret 2024 sebanyak 6.000 ekor ternak babi mati akibat ASF atau Demam Babi Afrika.

"Saat ini populasi ternak babi yang mati akibat ASF sudah mencapai 50 persen, kami masih punya sisa 50 persen populasi lagi yang harus diselamatkan," ujarnya pula.
Baca juga: Karantina Papua Barat antisipasi penularan virus demam babi Afrika
Baca juga: Papua tutup akses masuknya ternak dan produk olahan babi

Pewarta: Qadri Pratiwi
Editor: Budisantoso Budiman
COPYRIGHT © ANTARA 2024