Biak (ANTARA) - Gerakan menanam pohon di Kabupaten Biak Numfor, Papua dilakukan jajaran Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) bertujuan untuk menjaga alam Papua sebagai penghasil oksigen dan menjadi benteng terakhir paru paru dunia.

"Dengan aksi menanam pohon untuk menghasilkan oksigen melalui proses fotosintesis yang dapat menyuplai energi melalui cahaya matahari, CO2, dan air yang diserap dalam tanah melalui akar," ujar Kepala Pusat Perencanaan SDM Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Tuti Herawati seusai penanaman bibit pohon di Kabupaten Biak Numfor, Jumat.

Ia mengatakan, gerakan menanam pohon memiliki tujuan untuk melestarikan lingkungan dan memiliki banyak manfaat untuk kehidupan manusia.

Selain untuk pencegahan banjir, lanjut dia, pohon juga sebagai paru-paru dunia karena dapat menyerap berbagai macam polusi dan menjadikan udara menjadi bersih.

Manfaat dari menanam pohon, menurut Tuti, dapat meningkatkan kualitas udara di sekitar kita.

Karena pohon-pohon ini akan menyerap karbon dioksida dan menghasilkan oksigen melalui fotosintesis.

"Pohon-pohon juga dapat menangkap partikel debu dan polutan dari udara," katanya.

Baca juga: Sabrine Olivia ajak anak muda lindungi bumi dengan tanam pohon

Sementara itu, Kepala Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion Papua Edward Sembiring mengatakan, pohon menghasilkan oksigen menjadi kebutuhan kehidupan sehari-hari manusia di muka bumi.

"Dengan kita menanam pohon di areal hutan Papua akan memberikan dampak positif yang sangat besar bagi kehidupan manusia di dunia," katanya.

Ia mengajak semua warga Kabupaten Biak Numfor untuk ikut mendukung program penanaman pohon.

Penanaman pohon di areal tanam burung dan anggrek di Kampung Ruar Distrik Biak Timur dihadiri Staf Ahli Menteri Bidang Ekonomi Sumber Daya Alam KLHK Tasdiyanto dan Staf Ahli Bupati Biak Elkanus Rumpaidus.

Berbagai jenis tanaman yang ditanam yakni matoa, bintanggor, suref, trembesi dan anggrek macan khas Papua.

Baca juga: KLHK tanam 6.000 pohon pulihkan lahan eks karhutla di Gunung Pamaton
 

Pewarta: Muhsidin
Editor: Triono Subagyo
COPYRIGHT © ANTARA 2024