Jakarta (ANTARA) - Kementerian Perdagangan (Kemendag) menyebut evaluasi harga eceran tertinggi (HET) minyak goreng rakyat atau MinyaKita diharapkan selesai sebelum Oktober 2024.

Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kemendag Isy Karim mengatakan, proses evaluasi HET MinyaKita akan cukup panjang karena melibatkan kementerian dan lembaga terkait lainnya.

"Evaluasi iya, sebelum Oktober sudah selesai," ujar Isy di Jakarta, Jumat.

Isy menyampaikan, dalam penyusunan perubahan HET harus mengikuti ketentuan perundang-undangan. Hal ini tidak membuat Kemendag tidak bisa membuat keputusan sendiri.

Setelah HET berubah, maka akan ada proses harmonisasi. Oleh karena itu, proses evaluasi ini sudah dilakukan sebelum bulan Ramadhan lalu.

"Itu kan ngikutin ketentuan penyusunan peraturan perundang-undangan, kan mulai dari kajian, belum lagi harmonisasi. Sebelum dari Puasa kita juga sudah berproses untuk menyusun kajian," kata Isy.

Isy belum bisa memastikan apakah HET MinyaKita akan tetap atau malah naik. Namun menurutnya, tidak mungkin turun.

Lebih lanjut, evaluasi HET dapat mengubah kebijakan Domestic Market Obligation (DMO) dan Domestic Price Obligation (DPO) minyak goreng. Akan tetapi, tidak menutup kemungkinan juga mengikuti aturan yang sudah ada sebelumnya.

"Bisa mengubah, bisa tetap. Itu kan antara kementerian/lembaga, sama saja dengan Permendag 36 kan enggak hanya dari Kemendag tapi juga sama kementerian lain," ucapnya.

Saat ini, HET minyak goreng kemasan dibanderol Rp14.000 per liter dan minyak curah Rp15.500 per kilogram. Aturan tersebut tercantum dalam Surat Edaran Nomor 03 Tahun 2023 tentang Pedoman Penjualan Minyak Goreng Rakyat yang dikeluarkan Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan.


Baca juga: BUMN Pangan ID Food incar peluang distributor 

 

Pewarta: Maria Cicilia Galuh Prayudhia
Editor: Nurul Aulia Badar
COPYRIGHT © ANTARA 2024