Jakarta (ANTARA) -
Anggota DPRD DKI Jakarta Nur Afni Sajim mengatakan momentum Hari Kartini menjadi refleksi perempuan bisa memperoleh haknya soal pendidikan sehingga punya posisi tawar yang baik. 

“Secara kodrat memang tidak sama antara laki-laki dan perempuan. Namun, dilihat dari hak-hak sebagai warga negara, baik dalam hak pendidikan, kebebasan politik, keduanya merupakan dua sosok yang setara," kata dia di Jakarta, Senin.
 
Afni berpendapat mewarisi perjuangan sosok Kartini berarti memperjuangkan agar hak pendidikan perempuan benar-benar sama dengan laki-laki.
 
Perempuan, kata dia, berkewajiban mendidik anak untuk dibekali dengan pendidikan yang cukup agar bisa melahirkan generasi yang lebih baik.
 
“Namun, perjuangan meneruskan langkah-langkah Kartini tersebut masih panjang. Memperjuangkan wanita, tak semata-mata dilihat dari aspek fisik semata, tetapi juga harus mencakup psikologis,” tutur Afni.

Baca juga: DKI maknai Hari Kartini untuk perkuat komitmen majukan pendidikan
 
Dia mencontohkan, perempuan saat ini memiliki tantangan untuk bisa berpartisipasi dalam menekan angka kematian ibu saat melahirkan.
 
Menurut dia, hal ini bukan semata-mata soal pelayanan kesehatan, penyuluhan kesehatan, asupan gizi, namun bagaimana membuat perempuan ada dalam posisi yang nyaman secara psikologis.
 
Karena itu, hak perempuan untuk jauh dari rasa tertekan ini juga menjadi satu poin penting yang masih harus diperjuangkan.
 
"Karena angka kematian ibu di Indonesia saat melahirkan masih tertinggi di ASEAN. Ini bukan semata-mata soal layanan kesehatan semata,” kata Afni.

Baca juga: Disparekraf DKI gandeng hotel beri ruang untuk UMKM promosi batik

Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta melalui Dinas Pendidikan DKI Jakarta juga memaknai Hari Kartini sebagai momentum untuk memperkuat komitmen dalam meneruskan pesan Kartini, yakni memajukan dunia pendidikan.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta Purwosusilo berpendapat Hari Kartini merupakan momentum untuk menguatkan komitmen dalam meneruskan perjuangan Kartini terutama dalam memajukan pendidikan.
 
Dia menyebutkan, frasa "Habis Gelap Terbitlah Terang" bukan hanya sebuah judul buku, tetapi juga gambaran tentang perjuangan Kartini dalam melawan budaya patriarki yang mengekang kaum wanita pada masanya.
 
Lalu, terang yang dimaksud Kartini, kata Purwosusilo, dapat dimaknai sebagai pencerahan melalui pendidikan dan emansipasi.
 

Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Sri Muryono
COPYRIGHT © ANTARA 2024